Kualatungkal, AP – Harga buah pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dalam waktu belakangan semakin tak terkendali. Jangankan naik, harga pinang justru semakin merosot dari harga sebelumnya Rp 13 ribu per kilo gram, saat ini menjadi Rp 8 ribu per kolo gramnya.
Anjloknya harga pinang nyaris mencapai titik terendah ini membuat ribuan petani di Tanjabbar mulai menjerit. Karena keutungan yang didapat menjadi sedikit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
“Tidak tahu kenapa harga pinang hari ke hari sejak beberapa bulan terakhir terus merosot. Biaya yang harus dikeluarkan saat panen dengan nilai jual hitungannya merugi,” keluh Minto, petani pinang di Kecamatan Betara, Tanjab Barat, Senin (12/03).
“Kami berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat mencari solusi agar harga kembali normal. Kalau kami ini gak ngerti apa-apa,” sambungnya.
Kadis Disperindag Tanjabbar Syafriwan dikonfirmasi, membenarkan jika harga pinang di tingkat petani mengalami penurunan cukup mencolok,
Menurut Syafriwan, faktor penurunan harga masih belum dapat dipastikan. Bisa jadi kata dia, akibat munculnya kasus PT Nur yang merupakan salah satu perusahaan eskpor pinang terbesar di Tanjabbar yang juga berpengaruh besar pada harga jual di kalangan petani.
“Pinang turun saat ini, mungkin negara penampung sedang penuh full stok,” ujar Syafriwan.
Dijelaskannya, banyak indikasi atau faktor turunya harga diantaranya Kemampuan daya beli penampung, bisa jadi karna itu, atau bisa jadi daerah penampung ahkhir negara. “Harga memang fluktuasi, info terakhir harga berkisar Rp 8.000 per kg,” tukasnya. (Her)