Jambi, AP – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jambi bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Nurdin Hamzah Jambi, menggelar pelatihan Media Digital untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di Jambi dan mahasiswa jurnalistik di perguruan tinggi itu.
Ketua AJI Kota Jambi Ramond Eka Putra mengatakan, Pelatihan Media Digital dengan materi
“Manajemen Konten, Distribusi Konten dam Bisnis Media Online” itu langsung disampaikan Bidang Internet Pengurus Nasional AJI, Arfi Bambani, Minggu (18/03).
Ramond mengatakan meskipun minim dengan sumber daya manusia dan teknologi, akan tetapi media dalam jaringan (daring) belakangan ini mulai bermunculan di Provinsi Jambi.
Idealnya kata dia, semakin banyak media daring lokal maka akan semakin memperkaya konten lokal, baik dalam bentuk berita teks, foto, maupun video dalam perkembangan jaringan teknologi sekarang ini.
“Sebagian Anggota Jambi memiliki media daring sendiri, sehingga melalui pelatihan ini diharapkan dapat memperkaya konten dan meningkatkan kualitas karya jurnalistik,” kata Ramond disela-sela kegiatan pelatihan tersebut.
Pelatihan media digital yang dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu tersebut menurut Ramond sebagai salah satu upaya AJI Kota Jambi dalam peningkatan kapasitas anggota dan memberikan dampak baik terhadap perkembangan jurnalis dan media di Jambi.
Pelatihan media digital bagi jurnalis dan pengelola media daring, khususnya anggota AJI tersebut sesuai dengan semangat AJI untuk terus mendukung perkembangan konten yang berkualitas dan tidak melanggar etika dan kode etik jurnalistik.
“Selain bermanfaat terhadap anggota AJI, pelatihan ini juga bermanfaat bagi mahasiswa jurnalistik dalam memahami karya jurnalistik yang berkualitas,” katanya.
Sementara itu, Pengurus Nasional AJI Bidang Internet, Arfi Bambani dalam materi awal yang disampaikan, yakni “memahami internet” bahwa saat ini perkembangan teknologi internet sudah semakin luas.
“Bagaimana kita harus mengatasi teknologi yang semakin ini berkembang ini, karena tugas media adalah ingin mencerahkan dan mendidik masyarakat melalui konten yang bagus dan positif. Bukan malah konten yang menyebarkan hoaks,” kata Mantan Sekjen AJI Indonesia itu.
Saat ini sekitar 80 persen informasi menurut Arfi, beredar di berbagai media sosial sehingga fenomena tersebut menjadi tantangan bagi media dengan menyajikan informasi dan karya jurnalistik yang kredibel dan berkualitas.
“Sekarang bagaimana kita harus menemukan relevansinya, bagaimana informasi kita (jurnalis) masih dibutuhkan. Karena ke depan, suatu hari informasi dari jurnalis sudah diitinggalkan, informasi cenderung lebih dulu dari sosial media,” kata Arfi menambahkan. ant