Jambi, AP – Satuan Polhut Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Harimau Seksi II Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menahan enam sopir pengangkut kayu ilegal yang dibawa menggunakan truk dari PT Putra Duta Indah Wood di Desa Muaro Kumpeh, Jambi.
“Penangkapan sopir beserta barang buktinya ini agar bisa diketahui khalayak ramai dan memberikan efek jera bagi para pelaku illegal logging,” kata Kepala Balai Gakkum KLHK Wilayah Sumatera Edward Sembiring melalui siaran pers, diterima Selasa (10/04/2018).
Enam sopir yang telah dilakukan penahanan itu, yakni SY (25), D (34), EP (22), S (56), SU (26) dan Z (39) yang ditahan bersama barang bukti di Mako SPORC Brigade Harimau Jambi.
“Kami lakukan penahanan untuk diperiksa lebih lanjut oleh PPNS Balai Gakkum Sumatera,” kata dia.
Barang bukti yang diamankan yakni tujuh unit truk pengangkut 42 meter kubik kayu gelondongan di Desa Sumber Jaya dan Desa Muaro Kumpeh, Kabupaten Muarojambi. Kayu-kayu ilegal itu diduga kuat milik PT Putra Duta Indah Wood.
Penangkapan tersebut berdasarkan laporan masyarakat yang kemudian langsung ditindaklanjuti petugas Balai Gakkum Sumatera.
Kemudian pada pukul 00.07 WIB, 7 April 2018, SPORC Brigade Harimau Seksi II mengamankan lima truk mengangkut kayu bulat di Desa Muaro Kumpeh. Tak lama kemudian pukul 00.42 WIB, SPORC Brigade Harimau juga menahan lagi dua truk di Desa Sumber Jaya dan Desa Muaro Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu.
“Aktivitas illegal logging PT PDIW sudah dua bulan dipantau oleh Unit Intelijen SPORC Brigade Harimau,” katanya menjelaskan.
Tujuh truk jenis Canter, Mitsubishi PS-120, dan Toyota Dyna itu memuat berbagai jenis dan ukuran kayu bulat sebanyak 42 meter kubik.
“Enam sopir truk yang ditangkap dan seorang lainnya melarikan diri, berdasarkan keterangan mereka, kayu-kayu dimuat di logpond PT PDIW,” katanya pula.
Pelaku disangkakan melanggar pasal 83 ayat 1 huruf b dan pasal 88 ayat 1 huruf a Undang Undang RI Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H).
Dalam pasal tersebut termuat ancaman hukuman penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun, dengan denda paling sedikit Rp 500 juta dan paling banyak Rp 2,5 miliar. ant