Kualatungkal, AP – Berdasarkan data yang terpantau dari satelit pada tahun 2017, di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) terdapat 35 hotspot, dan 20 kejadian kebakaran hutan dan lahan seluas 52,13 Ha.
Bupati Tanjabbar, H. Safrial, MS, berharap tidak ada lagi pembukaan lahan sebagai usaha budidaya maupun non budidaya tidak lagi dilakukan dengan pembakaran guna mencegah bencana kebakaran hutan dan lahan.
“Pencegahan dan penanggulangan bencana merupakan bagian integral pembangunan Indonesia, termasuk kebakaran lahan dan hutan dan lahan yang mana akibat kebakaran hutan tidak mengenal batas negara,” ujar Bupati.
Dalam acara pembukaan Workshop lokar karya pelatihan maritim penangulangan kebakaran hutan dan lahan gambut di gedung pola, Bupati Tanjabbar H. Safrial MS mengatakan jika Workshop ini merupakan salah satu rangkaian acara yang akan berlangsung sampai 19 april 2018 Setelah workshop ini akan ada pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan gambut yang rencananya akan digelar di Muntialo.
Selain itu akan ada juga pertunjukan terjun payung oleh TNI AL di lapangan Bola persitaj yang dilaksanakan pada tgl 18 s/d 19 april 2018.
“Disamping itu pada bulan Agustus 2018 nanti Indonesia akan menyelenggarakan pesta olahraga Asia, maka kewaspadaan, kesigapan, dan penanggulangan harus ditingkatkan,” tambahnya.
Bupati berpesan kepada peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan dengan cermat dan seksama serta keinginan besar untuk ikut serta dalam mensukseskan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pembinaan Potensial Maritim Brigjen TNI marinir Bambang Sutrisno dalam sambutannya mengatakan kebakaran hutan memang telah menjadi krisis yang serius di Indonesia, meskipun bencana kebakaran terhitung menurun, tapi upaya pencegahan harus tetap dilakukan.
Turut hadir pada acara pembukaan pelatihan, Forkompimda, Wakil Ketua DPRD, Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten Sekda, Kepala OPD, dan Kepala Bagian Lingkup Sekretariat Daerah, serta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (her)