Kerinci, AP – Meskupun inisiatif desa, saat ini Pasar Tradisional (Desa) di Kerinci, terus menjamur. Selain itu, kondisi pasar desa ini, juga berada dipinggir jalan, meskipun mengganggu lalulintas.
Beberapa pasar desa di Kerinci, pasar Semerah, Bunga tanjung, Ujung pasir, Pulau Tengah, Koto Salak, Koto Petai, Tanjung Pauh Hilir, Ambai dan sejumlah desa lainnya yang mengalokasikan pasar di pinggir jalan raya didesanya masing-masing.
Salah seorang warga Desa Ujung Pasir, Ade membenarkan adanya pasar yang digelar oleh desanya, yang digelar setiap hari Rabu. Seperti layaknya pasar tradisional pengunjung, baik pedagang maupun konsumen dipasar desanya berlangsung dengan ramai. Kekurangannya hanya tidak ada lapak untuk berjualan.
“Pedagang berjualan di pinggir jalan, memanfaatkan lokasi jalan yang kosong dipinggir jalan,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan pasar didesanya sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pasalnya komoditi yang dijual tidak hanya dari desa saja, tapi juga berasa dari penjual dari luar daerah Ujung pasir.
“Seperti ikan laut, kita tidak ada tapi bisa kita dapatkan di pasar desa,” ungkapnya.
Riza, salah seorang warga Semerah, meneyebutkan, pasar yang digelar didesanya cukup membantu dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun, sebut dia, sayang harus ada perubahan dari segi infrastruktur pasar tersebut. Pasalnya, banyaknya pasar menandakan ekonomi masyarakat kerinci, terutama semerah meningkat.
“Kedepan harapan kita ada perubahan, kalau bisa dialokasikan pasar khusus bagi desa Semerah,”jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar, Maya Novefri mengakui akan banyaknya pasar desa di sejumlah desa di Kabupaten kerinci, namun desa tersebut diluar kewenangan dari Disperindag Kabupaten Kerinci. Pihaknya juga tidak melarang aktivitas pasar desa, asal bisa berlangsung dengan tertib dan aman.
Pasalnya, pergelaran pasar desa bukan merupakan masalah, tapi malah membantu masyarakat terutama yang ada di Desa tersebut, dalam mendapatkan kebutuham hidupnya sehari-hari. Bahkan, keberadaan pasar desa juga mendorong perputaran roda ekonomi masyarakat meningkat.
“Pasar Kabupaten hanya berlangsung satu kali seminggu, bisa jadi apa yang tidak dijual di pasar Kabupaten ada di Pasar desa,”jelasnya.
Meski demikian, lanjutnya kedepan pihaknya berencana akan mendata kembali pasar yang aktif di Kabupaten Kerinci, setelahnya akan dilakukan koordinasi untuk mencari solusi dari keberadaan pasar desa tersebut.
“Yang jelas akan kita kembangkan, sebenarnya kita sangat ingin pasar di kerinci berkembang dengan baik. Kalau perlu pasae Kabupaten yang ada bisa beraktivitas tidak hanya satu kali seminggu, tapi bisa tiga kali seminggu,” harapnya. (hen)