Jambi, AP – Setiap bulan Ramadhan, biasanya harga cenderung naik, terutama harga pangan. Menyikapi hal itu, Pemerintah berupaya menjaga agar kenaikan harga-harga berada dalam ambang batas kewajaran.
Sekda Provinsi Jambi, selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), mengatakan hal itu dalam Rakor TPID Provinsi Jambi, diruang Pola Kantor Gubernur Jambi, Rabu (23/5/2018).
TPID terdiri dari berbagai instansi lintas sektoral berupaya mengendalikan inflasi dalam ambang batas kewajaran.
Dikatakan Sekda, dari data BPS Provinsi Jambi perkembangan IHK Provinsi Jambi, pada akhir Triwulan I tahun 2018, terpantau mengalami inflasi sebesar 0,60% (mtm), atau secara tahunan 4,17% (yoy). Untuk Inflasi bulanan Provinsi Jambi lebih tinggi dibanding realisasi inflasi Nasional sebesar 0,20 (mtm) atau 3,40% (yoy).
Perkembangan inflasi Provinsi Jambi, menurut Sekda, disumbang oleh Kota Jambi yang tercatat mengalami inflasi 0,63% (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 4,28% (yoy), dan inflasi Kabupaten Bungo 0,32% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi 3,15% (yoy).
Inflasi Kota Jambi, terutama disebabkan kenaikan harga komoditas volatile food, yaitu cabai merah, bawang merah, bayam, daging ayam ras, udang basah, bawang putih, kangkung, dan sawi hijau. Disamping itu juga dipengaruhi oleh kenaikan harga mobil pada kelompok inti dan bahan bakar non subsidi pada kelompok administered price, ujar Sekda.
Sedangkan untuk inflasi Kabupaten Bungo, lanjut Sekda, didorong terutama oleh naiknya harga komoditas volatile food dan kelompok inti. Komoditas volatile food yang menjadi penyumbang utama inflasi adalah cabai merah, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, dan cabai rawit. Sementara, komoitas inti yang mendorongf inflasi adalah nasi dengan lauk, biaya jaringan saluran TV, sabun detergen bubuk/cair.
Guna mengendalikan inflasi, Sekda mengatakan, TPID Provinsi Jambi melakukan berbagai upaya, baik dalam aspek kelembagaan, aspek koordinasi, aspek distribusi, aspek ketersediaan, dan aspek ekspektasi.
Langkah kebijakan untuk mengurangi tingginya kenaikan harga komoditas pangan, termasuk hortikultura, unggas dan produk turunannya, serta hasil perikanan/kelautan, selama periode musim penghujan, antaranya : Melakukan pemantauan terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET), baik terhadap komoditas bahan pangan maupun bahan bakar migas. Melakukan pengawaan terhadap kesediaan pasokan dan cadangan pangan serta kelancaran jalur distribusi.
Mendorong optimalisasi operasi pasar, memastikan ketersediaan bahan bakar minyak dan gas untuk mengantisipasi kenaikan harga dan erkoordinasi dengan Kementerian/Lembanga terkait untuk mengantisipasi lonjakan tarif angkutan umum.
Kemudian langkah-langkah jangka menengah untuk mencapai sinergi TPID dan Satgas pangan, antara lain: Menyusun peta pangan yang mengindikasikan posisi surplus dan defisit Provinsi Jambi, berdasarkan pada daftar komoditas penyumbang utama inflasi Provinsi Jambi, Mendorong peningkatan produksi pangan lokal serta mendorong konsumsi pangan lokal.
Selain itu, melakukan edukasi dan sosiasasi secara berkelanjutan tentang konsumsi pangan olahan dan pangan alternatif, untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk pangan utama, serta melakukan manajemen peersediaan untuk menghadapi lonjakan harga pada hari besar keagamaan dengan penyediaan mesin pengawet atau cold storage.
Sekda menambahkan, jika Kabupaten/Kota melakukan operasi pasar, jangan segan-segan menyampaikan kepada Bulog, karena Bulog mengurus distribusi empat komoditi, yakni beras, gula, minyak sayur, dan daging beku kerbau.
Kepala BI Perwakilan Provinsi Jambi, Bayu Martanto, Kepala Bulog Divre Jambi, Bahtiar, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Ariansyah memberikan paparan tentang upaya pengendalian inflasi di Provinsi Jambi. (HMS)