Jakarta, AP – Menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Indonesia tentu mempersiapkan diri untuk menyuguhkan suatu perhelatan olahraga akbar yang berkesan dan megah sehingga dapat membawa semangat dunia Indonesia kepada bangsa-bangsa.
Indonesia untuk kedua kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games yang mana sebelumnya mengadakan ajang olahraga itu pada 24 Agustus-4 September 1962 di Jakarta.
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 itu setelah India (1951), Filipina (1954), dan Jepang (1958).
Pada Asian Games 1962, sebanyak 1.460 atlet dari 17 negara mengikuti ajang olahraga itu dalam rangka meraih medali kemenangan di 15 cabang yang dipertandingkan, termasuk badminton yang dipertandingkan untuk pertama kalinya di ajang itu.
Sementara, Asian Games ke-18 pada 2018 akan diikuti 45 negara dan delegasi masing-masing negara akan dipimpin pejabat tinggi masing-masing. Selama berada di Indonesia, keamanan dan keselamatan mereka menjadi prioritas utama yang dipastikan selalu terjaga.
Dalam menyelenggarakan Asian Games yang diadakan pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi satu hal yang wajib diantisipasi sebagaimana ajang olahraga itu akan diadakan di Palembang, Sumatera Selatan, dan Jakarta. Hal itu dikarenakan Palembang kerap mengalami kebakaran hutan, selain Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Muddai Madang menjadi salah satu pembawa obor dalam pawai obor Asian Games 2018 di Palembang, Sabtu (4/8). Pawai obor Asian Games di Palembang menempuh rute 24 kilometer dari Plaza Stadion Gelora Sriwijaya menuju Benteng Kuto Besak.
Asian Games 2018 merupakan momentum strategis dalam mepromosikan Indonesia kepada bangsa-bangsa dan tentunya merupakan satu keinginan masyarakat Indonesia agar asap tidak merusak citra bangsa di depan mata masyarakat bangsa-bangsa lain, terutama saat kompetisi olahraga akbar itu diadakan.
“Langkahnya sudah banyak, dan mudah-mudah ‘manageable’. Jangan sampai lengah,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar usai rapat koordinasi membahas antisipasi karhutla menjelang Asian Games 2018 di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan antisipasi karhutla lebih banyak dipusatkan di wilayah Sumatera Selatan, antara lain dengan menyiagakan helikopter pembom air serta modifikasi cuaca untuk hujan.
“Pencegahannya adalah dengan membuka lahan pertanian tanpa membakar, karena petani-petani lagi suka menanam sawit. Oleh karena itu, penanam lahan harus diberi pengarahan oleh Kementerian Pertanian,” tutur Siti.
Untuk turut menyukseskan Asian Games yang diselenggarakan setiap empat tahun dengan melibatkan atlet-atlet dari seluruh Asia itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait dan masyarakat untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. ant
Lebih dari 8.444 personel tim gabungan terpadu terlibat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan. Mereka berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian RI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), masyarakat peduli api, karyawan perusahaan perkebunan, relawan dan lain-lain.
Sekarang telah ada 55 desa disiagakan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan.
Modifikasi Cuaca Dalam mengatasi bencana asap, Badan Nasional Penanggulangan Bencana bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca.
Modifikasi cuaca itu dilakukan dengan menabur garam ke awan yang berpotensi hujan untuk memaksimalkan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Teknologi modifikasi cuaca dilakukan untuk meningkatkan curah hujan dan merekayasa agar asap kebakaran hutan dan lahan tidak mengarah ke lokasi pelaksanaan Asian Games,” Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
BNPB sendiri mengeluarkan dana siap pakainya sebesar Rp30,9 miliar untuk mengimplementasikan teknologi modifikasi cuaca.
“Teknologi modifikasi cuaca dilaksanakan sejak Mei 2018 hingga berakhirnya Asian Games,” ujarnya.
Dengan bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan BPPT dalam menerapkan teknologi itu, lebih dari 35 ton natrium klorida atau garam telah disemai untuk membuat hujan buatan. Sebanyak dua pesawat Casa 212 digunakan untuk menyemai garam tersebut.
BNPB juga akan mengerahkan 10 helikopter pembom air (water bombing) untuk mendukung satuan tugas udara dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan.� Hingga sekarang, tujuh helikopter pembom air telah beroperasi di Palembang, Sumatera Selatan, dan digunakan setiap hari untuk pemadaman dari udara dan patroli udara. Sementara tiga helikopter sedang disiapkan sebelum perhelatan Asian Games.
Selain itu, upaya lain adalah memperkuat jaringan komunikasi radio sehingga petugas dapat melakukan komunikasi darat ke udara dan darat ke darat. Dukungan pendanaan untuk aktivasi pos komando dan operasional personel juga diberikan BNPB kepada BPBD.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi cuaca di Sumatera Selatan dengan hari tanpa hujan akan berlangsung dalam sejumlah hari ke depan.� Sutopo menuturkan pada periode Agustus-September 2018 merupakan puncak kemarau di mana pada saat itu digelar Asian Games. Dengan demikian, antisipasi dan penanggulangan karhutla harus semakin ditingkatkan.
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), pada 23 Juli 2018, titik panas di Provinsi Sumatera Selatan berjumlah 20 titik dengan lokasi, yakni Tulung Selapan empat titik, Pampangan dengan dua titik, Cengal dengan tiga titik, Tanjung Batu di Ogan Ilir dengan satu titik.
Selain itu Bayung Lencir di Musi Banyuasin dengan dua titik, Lubai di Muara Enim dengan satu titik, Gunung Megang di Muara Enim dengan satu titik, Semidang Aji dengan satu titik, Pengandonan dengan satu titik, Bunga Mayang dengan satu titik, Tiang Pumpung Kepungut di Musi Rawas dengan satu titik, Tebing Tinggi di Empat Lawang dengan satu titik, Talang Padang di Empat Lawang dengan satu titik.
Berdasarkan laporan perkembangan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan pada 23 Juli 2018, patroli udara menemukan kebakaran lahan di daerah Tulung Selapan Lir dan Desa Cinta Jaya di Ogan Komering Ilir dengan api mengecil dan telah padam.
Sejumlah kegiatan telah dilaksanakan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, antara lain satuan tugas darat memberikan sosialisasi pencegahan dan pemadaman dini kepada masyarakat, yang dilakukan antara lain oleh BPBD, Manggala Agni, personel TNI dan Kepolisian RI.
Kepolisian daerah dan jajaran kepolisian resor di Sumatra Selatan juga sudah melakukan sejumlah kegiatan dari Januari-Juni 2018, yaitu 40 kegiatan rapat koordinasi dengan instansi terkait, 12.503 kegiatan penyebaran maklumat, 2.389 kegiatan sosialisasi, 699 pembuatan spanduk imbauan, 899 patroli terpadu, 43 forum masyarakat, 45 pembuatan sekat kanal, 28 perawatan sekat kanal, dan 27 pembuatan embung.
Kemudian, BPBD Sumatera Selatan juga telah melakukan rapat koordinasi kesiapsiagaan pengendalian kebakaran hutan kebun dan lahan antarinstansi terkait di kabupaten dan Provinsi Sumatera Selatan.
BPBD Pali telah melakukan pemeriksaan titik api dengan menggunakan “drone”.
Kegiatan-kegiatan penanggulangan dan antisipasi semacam itu akan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan Asian Games 2018 bebas dari asap akibat kebakaran hutan dan lahan.