Batanghari, AP – Dizaman moderen ini Semestinya semua masyarakat sudah dapat menikmati penerangan dari aliran listrik. Akan tetapi beda halnya dengan masyarakat di dusun Tigo desa Teluk Ketapang kecamatan Pemayung kabupaten Batanghari.
Sejak tahun 2005 silam hingga saat ini, masyarakat di Dusun Tigo menggunakan penerangan seadanya.Dari Sejak tahun 2005 itu dusun tersebut usai dimekarkan dari desa Lubuk Ruso sampai sekarang luput perhatian pemerintah.
Pantauan awak media dilapangan, memang letak dusun tersebut terpencil karena terletak diseberang sungai Batanghari.
” Sayo tinggal disini dari bujangan hingga menikah disinilah mbak, yo keadaan desa macam ini lah mbak setelah dimekarkan dulu. Mano ado aliran listrik. Bekelam lah kami disini,” ujar Mawardi warga desa Teluk Ketapang kemarin.
Dikatakannya pula, untuk membantu penerangan malam dan membantu anak belajar dirumah.
Sebagian besar warga disini menggunakan tenaga Disel atau jengset untuk penerangan malam, meski tidak semua menggunakan itu hanya bagi warga mampu saja.
” Paling idupnyo dari jam tujuh sampai jam 10 atau 11, selain untuk ninton malam jugo untuk penerangan anak belajar,” beber Mawardi.
Hal yang sama turut dikatakan Sanusi menurutnya sejak pertama kali desa ini ada belum pernah adanya wacana ataupun isu PLN akan masuk kesini.
Dengan alasan wilayah desa yang jauh diakses serta berada diseberang yang terpisah oleh sungai Batanghari.
” Selain lampu yang belum ada, jalan kami mbak lihatlah kalau panas penuh debu. Kalau hujan penuh lumpur,” sesalnya.
Sementara Kepala Desa Teluk Ketapang Eri mengatakan memang belum ada aliran listrik di satu dusun tersebut.
” Iyo, Dusun Tigo desa Teluk Ketapang memang belum ada aliran listrik. Dusun Tigo ini terdapat dua RT, RT 05 samo RT 06. Dengan jumlah KK 70,” ujar Eri.
Sementara itu Camat pemayung M Amin mengatakan bahwasanya pihak kecamatan telah mengajukan bantuan pembangkit listrik tenaga surya ke provinsi Jambi.
” Kita sudah ajukan untuk bantuan PLTS ke provinsi namun hingga saat ini belum ada teralisasi, hanya baru sebatas pengukuran saja,” sebut M Amin. Sup