Kualatungkal, AP—Asdep Lingkungan dan Kebencanaan Kemenko Kemaritiman Sahat M Panggabean menegaskan Kabupaten Tanjab Barat telah disepakati dan dipilih menjadi Sekretariat bersama dan Pusat kendali pembangunan kawasan pantai timur sumatera.
“Pembangunan kawasan pantai timur sumatera adalah contoh pertama di Indonesia guna memanfaatkan potensi sumberdaya maritim yang sangat potensial untuk meningkatkan pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” kata Sahat dalam Rapat Kordinasi (Rakor) Pengelolaan Lingkungan Kawasan Pantai Timur Sumatera (PLKPTS) yang dilaksanakan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman Republik Indonesia di Aula Balai Pertemuan Kantor Bupati, jum’at pekan kemarin.
Dalam Rakor PLKPTS sebagai pembicara Asisten Deputi (Asdep) Lingkungan Dan Kebencanaan Kemenko Kemaritiman Sahat M Panggabean dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Prof. DR. Ir. Rokhmin Dahuri MS dihadiri okurang lebih 50 peserta yang berasal dari Dinas dan instansi dari berbagai provinsi, Kabupaten/Kota yang terkategori dalam kawasan pantai timur sumatera dan sekitar.
Bupati Tanjab Barat, Dr. Ir. H. Safrial MS menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten yang dipimpinnya sebagai tuan rumah pelaksanaan rakor sekaligus sekretariat pusat pembangunan kawasan pantai timur sumatera.
“Kita memang sejak awal telah memiliki komitmen dan telah memulai semua ini dengan beberapa kali event penanaman mangrove di tanjab barat saat kegiatan muhibah maritim maupun penanaman mangrove saat hari bhakti adhyaksha bersama kajati,” ungkapnya.
Dalam pemaparannya Safrial menyampaikan beberapa pokok pikiran antara lain penting dan krusialnya upaya melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan kemudian soal Isu Strategis Lingkungan Global Warming (Pemanasan Global) di Lautan yang merupakan tantangan terbesar yang luput diperhatikan generasi saat ini.
“Kedepannya kita jangan lagi menebang mangrove, namun bagaimana caranya mangrove dijadikan potensi ekonomi yakni menjadi tempat hijrah mahluk laut untuk berkembang biak,” terangnya.
Selain itu Safrial juga menyinggung soal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2014 yakni wilayah sumatera sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan lumbung energi nasional serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim melalui pengembangan industri perikanan wisata bahari industri perkebunan dan industri pertambangan Sumatera.
Kemudian, terkait Kawasan Taman Nasional yang ada di jambi seperti Taman Nasional Berbak, Safrial juga mengatakan agar dapat di pertahankan dan di normalkan karena dunia membutuhkan resapan air.
“Saran saya, agar berbak dinormalkan kembali, dijadikan sebagai lahan basah penyerapan air dan penyumbang oksigen bagi mahluk hidup. jadi saya rasa pemprov keliru jika taman nasional tersebut dijadikan pelabuhan,” ujarnya.
Sejalan dengan bupati safrial, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Profesor Rokhmin Dahuri MS menyampaikan tujuan pembangunan pesisir dan lautan selain memelihara daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya alam juga memuat berbagai manfaat diantaranya peningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya.
Kemudian menghasilkan produk dan jasa kelautan yang bernilai tambah dan berdaya saing yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor. Meningkatkan kontribusi sektor kelautan bagi perekonomian Indonesia secara signifikan, menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar serta meningkatkan kesehatan dan kecerdasan rakyat melalui peningkatan konsumsi ikan ( seafood ) dan produk perikanan lainnya.
Terlihat hadir mendampingi bupati, wakil bupati amir sakib, kapolres tanjabbar, dandim 0419/ tanjab, para asisten setda tanjabbar, para staf ahli dan tamu undangan lainnya. (hm)