Jambi, AP – Harga komoditi karet di Kabupaten Batanghari, dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan Rp1.000 perkilogramnya dari Rp8.000 menjadi Rp9.000 perkilogramnya. “Dalam sepekan terakhir ini harga karet mengalami kenaikan, namun produksinya sedikit menurun karena musim gugur dimana pohon harga karet tersebut sedang mengalami pergantian daun yang berujung sedikit menurunnya produksi,” kata H Hasan petani karet di Penerokan, Kabupaten Batanghari.
Menurutnya, saat ini harga getah karet dengan kualitas sedang di daerah itu perkilogramnya dihargai Rp8.200/Kg namun untuk karet dengan kualitas terbaik mencapai Rp9.000/Kg.
Kenaikan harga karet tersebut disebabkan produksi getah karet saat ini menurun. Produksi getah karet disebabkan pohon-pohon karet di daerah itu saat ini tengah berganti daun atau musim gugur sehingga getah karet yang dihasilkan pohon-pohon karet berkurang.
Biasanya dalam sepekan pengepul getah karet di daerah itu bisa mendapatkan getah karet hingga tujuh ton. Namun sejak menurunnya produksi getah karet, untuk mendapatkan tujuh ton getah karet para pengepul harus mengumpulkannya selama tiga minggu, (2/9).
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Batanghari Suparno mengatakan, harga karet di daerah itu bergantung pada harga karet luar negri dimana Kabupaten Batanghari berpatokan pada harga karet di Singapura.
Harga karet yang beredar di Batanghari saat ini merupakan presentasi dari harga karet di Singapura, di tingkat petani harga karet tersebut 50 sampai 60 persen dari harga karet luar negri, kata Suparno.
Presentasi harga karet tersebut ditetapkan oleh pengepul-pengepul di daerah itu, baik yang berada di pasar lelang karet maupun di luar pasar lelang karet. Ditetapkan sistim presentasi karena di daerah itu tidak ada alat untuk menguji kualitas getah karet.
Sementara itu, tidak meratanya pasar lelang karet di daerah itu menyebabkan harga getah karet di setiap wilayah berbeda. Di daerah itu hanya terdapat tiga pasar lelang karet yang masih aktif sehingga hanya petani yang berada di sekitar kawasan pasar lelang karet yang menjual hasil perkebunannya ke pasar lelang karet.
Sementara petani yang jauh dari lokasi pasar lelang karet harus menjual hasil perkebunanya kepada pengepul-pengepul yang setiap minggunya mendatangi petani. Atau petani yang mendatangi pengepul untuk menjual hasil perkebunannya.
“Tiga pasar lelang karet yang masih aktif tersebut yakni pasar lelang karet di Desa Penerokan, Desa Ladang Peris dan Desa Pelayangan,” kata Suparno.(mas)