Jakarta, AP – Destructive Fishing Watch (DFW) berpendapat, penguatan nilai dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah merupakan peluang untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas sektor kelautan dan perikanan.
“Kondisi ini mesti dimanfaatkan oleh pelaku usaha perikanan untuk menggenjot ekspor,” kata Koordinator Nasional DFW Moh Abdi Suhufan di Jakarta, Selasa, (4/9).
Menurut Abdi Suhufan, pemerintah dan dunia usaha perikanan perlu untuk bersinergi memanfaatkan peluang menguatnya mata uang AS tersebut.
Namun demikian, ia mengakui bahwa peluang untuk meningkatkan volume ekspor masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti harga dan kualitas produk, atau faktor seperti harga ikan di luar negeri lagi murah atau adanya kemungkinan produksi negara lain juga meningkat.
“Pemerintah sebagai regulator perlu memantau aktivitas perdagangan ikan agar kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi sehingga tidak menimbulkan inflasi, namun pada sisi lain peluang ekspor bisa dimanfaatkan secara optimal,” ucap Abdi.
Sebagaimana diwartakan, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mengklaim para eksportir sudah mengkonversi 40 persen devisa hasil ekspornya (DHE) dalam bentuk rupiah.
Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno di Jakarta, Rabu (8/8), mengatakan eksportir yang belum mengkonversi DHE ke rupiah karena kebutuhan valuta asing (valas) untuk membayar impor bahan baku dan barang modal demi kelanjutan usaha sesuai target bisnis yang dicanangkan.
Sebagai gambaran, sepanjang 2017 nilai ekspor Indonesia mencapai 168,73 miliar dollar AS. Dari angka tersebut, DHE yang dibawa pulang dan disimpan di perbankan domestik sebesar 90 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan devisa hasil ekspor (DHE) yang masuk ke Indonesia dan dikonversi ke rupiah dapat menjadi tenaga tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tetapi, kalau devisanya tidak masuk, ya, tidak jadi dia menambah tenaga. Jadi dalam bahasa teknis ekonomi, itu bocor,” kata Darmin ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/8) lalu.
Menurut data Bank Indonesia, lebih dari 90 persen eksportir sudah membawa devisa hasil ekspor ke dalam negeri. Angka sementara per triwulan I-2018 menunjukkan aliran DHE ke bank domestik mencapai 32,63 miliar dolar AS atau 92,9 persen dari jumlah DHE yang mencapai 35,12 miliar dolar AS.ant