Jambi, AP – Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jambi mencatat nilai ekspor udang mantis dari Provinsi Jambi sejak Januari hingga Agustus 2018 terus meningkat.
Kepala Stasiun BKIPM Jambi Ade Samsudin, melalui Humas Sukarni di Jambi, Senin,(24/9), menjelaskan pengiriman atau ekspor udang mantis dari Jambi sejak Januari sampai dengan Agustus 2018 meningkat yakni sebanyak 1.926.327 ekor dengan frekuensi sebanyak 2.367 kali pengiriman dengan total nilai mencapai Rp144,4 miliar.
Data yang dikeluarkan BKIPM Jambi, pada Januari lalu nilai ekspor udang mantis tersebut mencapai nilai Rp20,806 miliar dengan frekuensi 318 kali penguriman atau dengan volume sebanyak 277.420 ekor udang mantis.
Kemudian pada Februari 2018, ada sebanyak 167 kali pengiriman udang mantis diekspor keluar dengan jumlah 138,800 ekor atau senilai Rp10,410 miliar, pada Maret tercatat ada 259 kali pengiriman dengan jumlah 144.050 ekor atau senilai Rp10,803 miliar.
Pada April, ekspor udang mantis Jambi sebanyak 359 kali dengan jumlah 207.900 ekor dengan nilai mencapai Rp15,592 miliar, kemudian pada Mei 2018 ada 346 kali pengiriman dengan jumlah 234.150 ekor atau mencapai Rp17,561 miliar.
Sedangkan pada Juni 2018, nilai ekpsor udang mantis dari Jambi mencapai Rp16,305 miliar atau sebanyak 297 kali pengiriman ke luar negeri dengan jumlah 217.000 ekor udang mantis dari Jambi, disusul pada Juli mencapai Rp30,810 miliar atau angka terbesar pencapaian ekspor Jambi dengan jumlah 365 kali pengiriman dengan 410.803 ekor udang mantis yang diekspor, kata Sukarni.
Sementara itu pada Agustus lalu, ekspor Jambi udang mantis Jambi mencapai 256 kali pengiriman dengan jumlah 295.904 ekor atau mencapai nilai Rp22,185 miliar.
Terus meningkatnya pengiriman udang mantis melalui Propinsi Jambi tentu ini mengindikasikannnya stock hayati udang mantis yang melimpah di alam.
Dalam rangka mencegah terjadinya penurunan hasil tangkapan sekaligus menjaga kelestarian populasi udang mantis, menurut dia perlu dilakukan upaya mdomestikasi sebagai langkah awal dalam usaha pelestarian, diperlukan penelitian/kajian tentang berbagai aspek seperti aspek biologi, ekologi, reproduksi, genetika, dan lain-lain.
“Mari kita jaga kelestarian laut Indonesia untuk masa depan bangsa,” kata Sukarni menambahkan.