Jakarta, AP – Pencarian “black box” atau kotak hitam rekaman komunikasi pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat masih belum menemui titik terang.
Tim SAR juga telah menggunakan “multibeam echo sounder sonar” yang dapat menyisir adanya logam berat di bawah laut.
“Kami masih mencari khususnya badan utama pesawat dan black box. Sejak pukul 10.30 WIB telah menggunakan multibeam echo sounder somar tetapi belum melihat sesuatu yang besar di dalam air,” kata Kepala Badan SAR Nasional M. Syaugi di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan alat tersebut mempunyai daya jangkau yang luas sehingga jika telah terdeteksi adanya badan pesawat maka para penyelam akan segera ke bawah.
Pada hari pertama pencarian dilakukan lima mil laut dari titik hilang, pada hari kedua pencarian diperluas lagi lima mil laut.
Dia mengatakan pencarian di hari ke dua tidak mengalami kendala, hanya saja arus laut bergerak ke arah selatan dan barat daya.
“Kami akan terus melakukan pencarian sampai malam, kalau tidak ketemu maka area pencaran akan diperluas lagi,” kata dia
- Syaugi mengatakan hingga Selasa pukul 17.00 WIB sudah ada 34 kantong jenazah yang dibawa tim SAR dari tempat kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
“Kemarin ada 24 kantong, kemudian tadi ada dua dan yang sekarang delapan kantong,” kata Syaugi.
Dia mengatakan kantong jenazah itu banyak berupa potongan tubuh. Kantong-kantong itu langsung dibawa ke RS Polri untuk diidentifikasi.
Pihak rumah sakit mengatakan untuk mengidentifikasi korban paling cepat butuh waktu sekitar empat sampai lima hari.
Syaugi mengatakan tim gabungan terus berupaya melakukan pencarian dan evakuasi korban.
“Tim penyelam terus ada 24 jam di tengah laut, pencarian di permukaan laut, melalui udara dan menggunakan multibeam echo sounder sonar juga kami lakukan,” kata dia.
Dia mengatakan tim gabungan tersebut telah bekerja keras untuk mengevakuasi korban. Tidak hanya itu pihaknya juga terbantu oleh nelayan-nelayan yang ikut membantu mencari korban.
Kepala Basarnas berharap tubuh utama pesawat dan kotak hitam dapat segera ditemukan.
Direktur Kesiapsiagaan dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Didi Hamzar mengatakan sebanyak 847 orang dikerahkan dalam operasi pencarian pesawat Lion Air.
“Alat utama unsur laut yang dilibatkan sebanyak 35 unit dan tiga unit unsur udara,” kata Didi.
Personel yang dikerahkan berasal dari Basarnas (201 orang), TNI Angkatan Darat (40 orang), TNI Angkatan Laut (456 orang), TNI Angkatan Udara (empat orang) dan Polri (58 orang).
Kemudian, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan (30 orang), Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (18 orang) dan Palang Merah Indonesia (30 orang).
Perincian alat utama unsur laut yang dikerahkan yaitu delapan unit dari Basarnas, 12 unit dari TNI Angkatan Laut, enam unit dari KPLP Kementerian Perhubungan, tujuh unit dari Polri, satu unit dari Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan dan satu unit kapal Dominos.
“Pencarian juga didukung tiga unsur udara, yaitu helikopter HR-1519 dan HR-1301 dan pesawat CN-235,” katanya.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada Senin (29/10) pukul 06.33 WIB.
Pesawat hilang kontak pada posisi koordinat 107,07 Bujur Timur dan 05,46 Lintang Selatan atau 34 mil laut dari Jakarta, 25 mil laut dari Tanjung Priok dan 11 mil laut dari Tanjung Karawang. Ant/red