Muaratebo, AP- Selain pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam upaya pengoperasian alat pemadam kebakaran hutan dan lahan, Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebo bersama BPBD Provinsi Jambi memberikan materi pembekalan persoalan penanganan dan penanggulangan pasca bencana banjir.
Kepala BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah,SH,MH melalui Kabid kedaruratan dan logistik Norsi, SE,ME selaku pemateri di dampingi Ka.BPBD Tebo Hari Sugiarto kepada para peserta pelatihan Kamis (22/11) kemarin diaula Alya Hotel dalam paparannya di jelaskan bahwa bencana banjir tersebut terbagi tiga macam.
“Diuraikan Norsi, pertama adalah banjir genangan atau banjir kecil, yang kedua banjir bandang contohnya pernah terjadi di daerah Jujuhan prov.Sumbar, terjadi pada saat subuh ketika warga sedang terlelap tidur banjir ini sulit di prediksi karena secara mendadak dan yang ketiga banjir rob, ini di sebabkan naiknya permukaan air laut. Banjir rob air laut kebanyakan merugikan para petani dan peternak “paparnya.
Banjir rob “ujar Norsi, terjadi disebabkan permukaan tanah lebih rendah daripada permukaan air laut. Contohnya pernah terjadi di perumahan Lestari Jambi, penyebab lain adalah tingginya curah hujan, dan buang sampah sembarangan ke sungai.
Untuk menghindar jatuhnya korban saat banjir, jangan berjalan di pinggir sungai agar tidak terseret derasnya arus sungai, matikan aliran listrik di rumah, bila perlu laporkan kepada pihak PLN, mengungsi ketempat yang lebih tinggi atau dianggap aman dan mengamankan barang penting seperti surat dan barang berharga serta melaporkan kejadian banjir kepada kades di teruskan ke camat setempat untuk di tindaklanjuti oleh Pemkab “ucap Norsi.
Pasca kejadian banjir, warga di himbau untuk segera membersihkan rumah agar terhindar penyakit, dan mencari air bersih untuk konsumsi agar terhindar dari diare.
Warga disarankan tidak membangun rumah di sepanjang bantaran sungai, dan memasang atau menggunakan pompa air di dataran yang tinggi.
Dampak akibat daripada bencana banjir, di antaranya rusaknya sarana maupun prasarana rumah warga, fasilitas umum milik pemerintah, dan menimbulkan berbagai macam seperti diare, ispa, erosi lahan kosong hingga terjadinya pencemaran lingkungan.
Setelah BPBD Provinsi menerima laporan terjadinya banjir dari kabupaten, Pemprov akan memberikan bantuan atau logistik kepada warga korban banjir secara tepat jenis, tepat kwalitas dan kwantitas, tepat sasaran dan tepat waktu apa yang di butuhkan para korban banjir.
Pendistribusian bantuan atau logistik tergantung medan yang di tempuh, bisa lewat udara, darat, laut atau sungai. Logistik tersebut tidak bisa langsung di distribusikan tapi terlebih dulu harus di simpan di gudang untuk di lakukan pengecekan jika logistik ada yang rusak atau tak layak setelah itu baru di berikan kemasyarakat.
Kebutuhan bantuan berupa alat berat akan di turunkan jika terjadi banjir dan longsor, logistik lainnya bagi korban banjir sendiri yang di butuhkan adalah makanan instan dan barang siap pakai seperti obat-obatan, selimut, peralatan sekolah, mi instan, dan lainnya. Setelah siap di distribusikan baru di laporkan berapa banyak jumlah logistik yang tersalurkan “pungkas Norsi. (ard)