Jakarta, AP – Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan menjadi tantangan di bidang ekonomi pada masa depan.
“Ke depan ekonomi basisnya bukan sumber daya alam, tapi pengetahuan. Kata kuncinya adalah inovasi,” kata Erani dalam sebuah sesi diskusi ekonomi di Jakarta, Rabu, (05/12)
Menurut dia, jika sumber daya manusia tidak dipasok dengan pengetahuan yang mencukupi, kemampuan untuk mengolah sumber daya akan sangat terbatas dan tidak bisa memberikan manfaat ekonomi secara maksimal.
Padahal, katanya, daya saing melalui inovasi dalam perekonomian global merupakan pertarungan nyata yang sedang dialami saat ini.
“Kalau kita tidak berusaha mengembangkan inovasi, akan tersungkur dalam persaingan ekonomi global. Ini bagian dari pertarungan yang harus dimenangkan,” kata ekonom senior yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan itu.
Sebagai seorang yang bertanggung jawab atas keputusan kebijakan ekonomi Presiden RI Joko Widodo, Erani menyampaikan bahwa isu ini sudah diketahui oleh Presiden dan pemerintah tengah merancang cara untuk meningkatkan inovasi di dalam negeri.
Ia menyoroti kesalahan dalam pengelolaan komoditas nasional yang selalu diekspor sebagai bahan mentah yang dianggap tidak menguntungkan.
“Selam ini kita terlena dengan kekayaan sumber daya alam, hanya mengekspor bahan mentah. Saat harganya jatuh, langsung kaget. Upaya yang akan dijalani pemerintah memang berat, tapi pasti bisa,” katanya.
Salah satu inovasi yang mulai muncul di kancah ekonomi nasional ialah munculnya usaha di bidang “start-up” yang diminati banyak generasi muda sekarang.
Erani menilai tren tersebut sangat positif karena menandakan bahwa pelaku bisnis di Indonesia bisa beradaptasi dengan perubahan zaman, khususnya menjelang revolusi industri 4.0 yang berbasis “big data”.
“Perubahannya sangat cepat, dan anak muda memang harus masuk ke tahap ini. Indonesia sekarang relatif bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini,” ujar Erani. ant