Kerinci, AP – Untuk peningkatan pendapatan sektor Pariwisata, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kerinci dan sejumlah Penggiat pariwisata Kerinci, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci serius mengelola objek wisata.
Pasalnya, mereka menyanyangkan adanya pembangunan sarana dan prasarana (Sapras) objek wisata Gunung Tujuh, Kecamatan Gunung Tujuh, yang dinilai asal jadi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci, beberapa waktu yang lalu.
Hal ini diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kerinci, Boy Edwar, kepada wartawan kemarin. Dirinya menekankan agar kegiatan pembangunan sektor ini, lebih terencana dan pengawan ditingkatkan.
“Jika pembangunan tanpa perencanaan dan pengawasan yang baik, seperti ini lah jadinya amburadul, jadi untuk kedepannya, kita minta perencanaan yang matang dan begitu pula dengan pengawasannya,” ungkap Boy Edwar.
Sebaliknya, sebut dia, jika pembangunan sarana dan prasarana asal jadi dan tidak tepat guna, tentunya akan berimbas pada peningkatan pemdapatan sektor ini.
“Kita minta kepada Bupati untuk menegur kontraktor tersebut, nanti kita juga akan turun cek sejumlah pembangunan di objek wisata dan memanggil Dinas Pariwisata Kerinci, untuk dimintai pertanggungjawaban,” ungkapnya.
Boy juga minta kepada Pemerintah Kabupaten Kerinci terutama Dinas Pariwisata untuk serius mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki Pemerintah, karena Kerinci merupakan branding pariwisata Provinsi Jambi.
“Jika pemerintah tidak serius mengelola dan membangun objek wisata ini, branding pariwisata ini bisa dicabut oleh pemerintah pusat, ini kan sangat kita sayangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Jose salah seorang pengiat pariwisata Kerinci dan Kota Sungaipenuh mengatakan bahwa dari awal pihaknya telah menolak pembangunan seribu anak tangga menuju gunung tujuh, tapi untuk akses PDAM menuju jalur pendakian silahkan saja, itu sangat bagus.
“Kalau melihat sekarang project yang di laksanakan asal jadi saja yah begitulah adanya kita ,semua serba tanggung khusus untuk pengelolaan objek wisata dari dulu,” katanya.
Disebutnya lagi, dengan adanya pembuatan sarana dan prasarana yang asal jadi tersebut otomatis akan merusak pemandangan yang selama ini asri dan alami.
“Sekarang seperti di buat buat dan tidak jadi, apa lagi sekarang musim penghujan dengan kondisi kontruksi seperti itu saya rasa tidak akan sanggup menahan air,dan sebentar lagi ambruk,” sebutnya.
Untuk Dinas Pariwisata, lanjut Jose, apabila ada project atau pengembangan objek wisata jangan tanggung-tanggung, harus tepat sasaran dan jangan asal jadi seperti ini.
“Kita malu loh untuk provinsi Jambi dan nasional kita saja menjadi branding atau distinasy wisata dan wisata kita terutama objek pendukung dari wisata seperti infrastruktur dan sarana dan prasarana di objek tersebut bukan minim lagi tapi terbengkalai, jadi cobalah tunjukan bahwa kita benar benar pantas menyandang predikat branding wisata untuk provinsi Jambi”, tandasnya.(hen)