Muarabulian, AP – Sebanyak 1.026 rumah warga di Kabupaten Batanghari terendam banjir akibat dari luapan air Sungai Batanghari.
“Rumah waga yang terendam banjir tersebut tersebar di lima kecamatan dari delapan kecamatan di Batanghari,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari, Provinsi Jambi Yahya Mulia di Muarabulian, Rabu (19/12).
Dari lima kecamatan, rumah warga yang paling banyak terdampak banjir berada di Kecamatan Maurabulian. Kecamatan itu terdapat 385 rumah warga yang terendam banjir. Sementara Kecamatan Maro Sebo Ulu terdapat 190 rumah, Muaratembesi 107 rumah, Maro Sebo Ilir 165 rumah dan Kecamatan Pemayung terdapat 180 Rumah yang terendam banjir.
Yahya Mulia mengatakan, data tersebut merupakan data yang dilaporkan oleh pihak kecamatan kepada BPBD.
Ia meyakini masih banyak rumah yang terendam banjir, seperti di Kecamatan Batin XXIV.
Air dari luapan Sungai Batanghari tersebut tidak hanya merendam pemukiman penduduk, tetapi juga jalan, sarana ibadah, fasilitas pendidikan dan lahan perkebunan juga terendam banjir.
Berdasarkan laporan yang masuk tersebut, terdapat satu unit sarana ibadah di Kecamatan Muara Tembesi terendam banjir.
Selain itu juga terdapat sembilan sarana pendidikan, satu unit sarana kesehatan dan satu unit kantor serta ratusan hektare lahan pertanian dan perkebunan masyarakat juga terendam banjir.
“Kita sedang berproses untuk meningkatkan status siaga bencana banjir menjadi status tanggap banjir, jika ketinggian muka air sungai batanghari terus meningkat,” kata Yahya Mulia.
Berdasarkan pantauan ketinggian muka air sungai Batanghari yang dipantau melalui Alat Pengukur Ketianggian Air (APKA), dalam sepekan ketinggiannya berfluktuasi.
Dari 13 hingga 18 Desember 2018 penambahan ketinggian muka air Sungai Batanghari meningkat 16 centimeter. Dari 324 centimeter menjadi 340 centimeter. Kenaikan muka air tersebut terjadi secara bertahap. sup