Jambi, AP – SDN 131/IV Kota Jambi tampak ramai, nampak ada kegiatan yang mengasyikkan. Beberapa siswa hilir mudik menyiapkan barang-barang. Ternyata siswa kelas V ini sedang mempersiapkan makanan, apakah untuk dimakan sendiri, Ternyata tidak, mereka sedang belajar berwirausaha.
Nurfaidah, Guru kelas V tersebut ingin melakukan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman berwirausaha kepada siswa-siswinya. Apalagi sekolah tersebut merupakan sekolah yang menerima siswa berkebutuhan khusus.
“Kegiatan ini saya namakan belajar ekonomi melalui bazar makanan sehat. Adapun pelajaran berwirausaha tersebut berlangsung selama dua jam pelajaran,” kata Nurfaidah.=
SDN 131/IV Telanaipura ini merupakan salah satu sekolah mitra program Pintar Tanoto Foundation. Sebelumnya, kegiatan ini awalnya monoton, siswa hanya diberikan gambar-gambar makanan untuk berjualan, kenapa tidak dilakukan secara nyata, begitu fikirnya.
Setelah dikomunikasikan dengan kepala sekolah dan menyetujuinya, apalagi setelah kepala sekolah ikut pelatihan dari Tanoto Foundation. “Saya merasa yakin untuk mengajak siswa menerapkan materi IPS melalui pendekatan kegiatan ekonomi, pelaku ekonomi, iklan, pecahan dan berbagi,” ungkap Nurfaidah bangga.
Nurfaidah menjelaskan, masing-masing siswa dibagi menjadi lima kelompok dengan jumlah 7-8 peserta didik per kelompok. Untuk mensukseskan kegiatan “ada pasar di sekolah”, Nurfaidah menyusun rencana kegiatan sehari sebelumnya.
Berupa petunjuk tehnis pelaksanaan, seperti, Produk yang disiapkan harus makanan / minuman sehat (higienis, non MSG, menyehatkan). Produk dikemas menarik, Produk diberi label harga, produk diberi label nama, produk harus diberi kalimat iklan (kata kata yang menarik pembeli dengan sentuhan gambar menarik juga)
Strategi Nurfaidah dalam pembelajaran tersebut, Setiap kelompok membuat lapak bazar dengan cara menyusun 3-4 meja dihalaman sekolah, kemudian menata produknya semenarik mungkin dengan tetap berdiskusi dengan anggota kelompoknya.
Kemudian melakukan kegiatan ekonomi (berjualan) yang mana pembelinya adalah warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, staf dan karyawan sekolah serta peserta didik lainnya.
Kegiatan ditutup dengan menghitung keuntungan masing masing. Dan disisihkan seikhlasnya untuk infaq sekolah. Penguatan dilakukan di dalam kelas setelah kegiatan selesai.
Menyimpulkan bersama sama poin-poin penting dari kegiatan tersebut, yaitu, kegiatan yang dilakukan tadi disebut Kegiatan Ekonomi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.
“Pelaku ekonominya penjual dan pembeli, kalimat dan gambar pada produk termasuk iklan, berbagi dengan sesame,” katanya.
Hasil dari kegiatan tersebut, Peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan. Dampaknya mereka lebih memahami point point dari kegiatan tersebut, dari pada dengan mencatat. Peserta didik lebih bersyukur karena mengalami satu hal yg sering mereka lihat dijalanan seperti anak anak kecil yang menjual koran.
Kepala sekolah mengapresiasi kegiatan tersebut, yang mengajarkan anak mandiri, berbagi, dan bekerja sama.
“Program yang bagus, mengajarkan anak mandiri, berbagi, dan bekerja sama. Terus semangaat, menjadi guru kreatif,” kata Junaida, Kepala Sekolah. (AJA)