Kualatungkal, AP – Rehabilitasi atau peningkatan jaringan rawa di Desa parit Pudin Kecamatan Pengabuan dari Kementrian PUPUR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) IV Provinsi Jambi dikeluhkan warga setempat karena tidak dapat merasakan manfaatnya.
Ini disebabkan rehab jaringan rawa yang dikerjakan pada tahun 2018 lalu ini setelah pekerjaanya selesai tidak sesuai dengan harapan warga setempat. Selain itu ketinggian tanggul menurut warga juga masih tampak terlalu rendah sehingga jika air pasang, air sungai melimpah ke perkebunan dan permukiman warga yang mengakibatkan banjir.
“Ketinggian tanggul tidak rata, masih rendah saat air laut pasang sehingga kami disini kebanjiran sehingga kami membuat seperti tanggul kecil seadanya agar air tidak masuk ke halaman rumah,” kata Sunaryo warga setempat kepada wartawan, Selasa (29/1).
Ia menyebut selain itu, kedalaman pengerukan rawa juga tidak jelas karena di beberapa titik malah ada yang masih tetap dangkal.
“Kita bisa lihat ada yang dalam namun juga ada yang dangkal, sehingga aliran air tidak stabil,” keluhnya.
Adanya hal ini menurutnya karena kurangnya pengawasan instasi terkait saat pelaksanaan pekerjaan Iapun berharap pihak berwenang dengan serius menyikapi persoalan ini karna pembangunan ini dari uang rakyat.
“Kalau bisa kita minta hasilnya memang benar-benar sesuai dengan spesifikasi tidak asal-asalan seperti saat ini,” ujarnya.
Pantauan dilapangan, tampak sebagian warga ada yang menambah ketinggian tanggul agar airvtidak mengalir ke halaman rumah mereka, selain itu juga terlihat seperti tidak ada pengerukan baru karena hampir disepanjang tanggul hanya terlihat rerumputan yang ketinggiannya melebihi tinggi orang dewasa atau sekitar 2 meter lebih.
Sementara itu Camat Pengabuan, Hermansyah S.STP dikonfimasi membenarkan adanya pekerjaan normalisasi jaringan rawa tersebut di wilayahnya pada tahun 2018 lalu. Namun tidak ada laporan secara resmi dari pihak rekanan ke Kecamatan.
“Saat awal pekerjaan memang ada hanya surat masuk untuk laporan ada pekerjaan namun saat selesai tidak ada lagi sehingga kita tidak tahu kapan pekerjaan tersebut selesai dan siapa yang mengerjakan,” ungkap camat.
Mengenai hasil pekerjaan tanggul saat ini, dirinya menyebut tidak bisa menilainya karna yang lebih berwenang soal hal itu tentunya tim tekhnis.
“Tapi ya bisa dilihat seperti sekarang itulah adanya, yang paling tepat warga sekitar lebih tau besaran manfaatnya bagi masyarakat ” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pekerjaan normalisasi jaringan rawa di Parit Pudin Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjab Barat ini memakan dana yang cukup fantastis yakni 27 Miliar rupiah lebih.
Pekerjaan yang dilakukan oleh PT Rajawali Citra Kontruksi pada tahun anggaran 2018 lalu dari Kementrian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) IV Provinsi Jambi kini mendapat keluhan dari warga setempat. (Her)