Jambi, AP – Pesawat Malaysia Air Line Boing 737-800 dengan Nomor seri pesawat 9-MXH dengan nomor penerbangan MH-724 dari Jakarta tujuan Kuala Lumpur mendarat darurat di Bandara Sultan Thaha Saifudin Jambi, Selasa Dini Hari, (26/2).
Informasi yang berhasil di peroleh, melalui Direktorat Intel Polda Jambi, Kombes Pol Lilik Aprinanto, Membenarkan pesawat tujuan Kuala Lumpur tersebut mendarat di Bandara Jambi sekitar pukul 01.21 WIB dini hari.
“Adanya kerusakan pada alat Pengecekan Aftur atau minyak pesawat (Indikator Low Fuel),”Kata Lilik, Selasa pagi, (26/2).
Menurut nya, ketika Pesawat di atas udara tidak terdeteksi setelah mendarat kemudian dilakukan pengecekan dan perbaikan baru terbaca, kata Lilik.
Pesawat Milik Negri Jiran itu mengangkut penumpang sebanyak 120 orang.
“Semua penumpang selamat, dan sempat diturukan kemudian naik lagi setelah pesawat selesai diperbaiki,” kata Lilik.
Meski tertahan selama empat jam di dalam pesawat, kata Eksecutive General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi, Yogi Prastyo Suwandi, “Penumpang tidak ada yang gaduh dan mengeluh ingin keluar dari pesawat, dan juga tidak ada permintaan dari pilot untuk menurunkan penumpang,” kata Yogi dalam konferensi pers terkait mendarat darurat maskapai penerbangan Malaysia di Bandara Jambi itu.
Saat pesawat mendarat dan dilakukan pengecekan oleh teknisi di Apron Bandara Jambi kata dia, tidak ada satu pun penumpang yang keluar dari pesawat meskipun petugas kesehatan dan petugas lainnya sudah siaga di luar.
“Hasil dari laporan yang kami terima tidak ada keluhan dari penumpang, walaupun kami sudah standby di luar pesawat,” kata dia.
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH724 dengan tujuan Jakarta-Kuala Lumpur mendarat darurat di Bandara Sultan Thaha Jambi, Senin (25/2) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Kemudian setelah empat jam bertahan di Bandara Sultan Thaha, pesawat tersebut kembali lepas landas sekitar pukul 01.59 WIB.
Pendaratan darurat itu dilakukan karena pesawat tersebut mengalami kerusakan di bagian indikator bahan bakar atau fuel indikator drop.
Pesawat Boeing 737/800 itu mengangkut 120 penumpang dan 7 kru serta awak kabin.
Saat pesawat mendarat pihak AP II langsung koordinasi dengan pihak terkait seperti Imigrasi, Balai Karantina dan Custom Bea Cukai setempat.
Hal ini menurutnya dilakukan menjaga kemungkinan penunpang harus turun pesawat. Karena secara aturan penerbangan internasional, penumpang dan kru tidak boleh turun dari pesawat.
“Kami juga sudah koordinasi dengan tim Imigrasi dan Bea Cukai dan karantina untuk stand by kalau misalnya turun atau sebagainya. Tapi kaptennya memutuskan untuk stay di dalam pesawat selama pemeriksaan,” kata Yogi menambahkan.
Kemudian setelah dilakukan Pengecekan di pesawat sekitar pukul 02.00 WIB seluruh penumpang di berangkatkan lagi. (red)