Jambi, AP – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi terus meningkatkan kompetensi penyuluh keluarga berencana (PKB) dan penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) dalam menjalankan tugas di era milenial.
Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI Prof M Rizal Martua Damanik di Jambi, Senin, (11/03) mengatakan, peningkatan kompetensi teknis itu adalah upaya BKKBN pusat untuk meningkatkan kemampuan kapasitas dan kapabilitas PKB/PLKB dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.
Dijelaskannya, saat ini Indonesia sudah memasuki era milineal atau lebih dikenal 4.0, dimana di era saat ini kemajuan teknologi tidak bisa dihambat sama sekali dan generasi yang menjadi sasaran PKB/PKLB berbeda dari generasi sebelumnya.
“Sebab itu BKKBN pusat berupaya meningkatkan, menyelaraskan situasi dan kondisi terkini dan salah satunya upaya bagaimana meyampaikan pesan-pesan kependudukan, karena generasi saat ini berbeda dari sebelumnya,” kata Rizal Martua Damanik usai membuka Pelatihan Peningkatan Kompetensi Teknis Bagi PKB/PLKB se-Provinsi Jambi Angkatan 1 di Kantor BKKBN Provinsi Jambi.
Saat ini generasi milenial sudah menggunakan gawai, jadi jika menyampaikan pesan-pesan program KB dengan bahasa sederhana maka itu tidak akan sampai.
“Sebab itu bagaimana kita saat ini bisa setara dalam komunikasi dengan anak-anak milenial. Tentu dengan kemudahan-kemudahan teknologi sekarang, itu bisa dengan mudah kita capai,” katanya.
BKKBN sebagai institusi yang menangani kependudukan mulai dari calon penduduk, lahir dan tumbuh kembang menjadi balita, remaja, dewasa hingga memiliki pasangan dan menjadi orantua. Sebab itu PKB/PLKB dalam bekerja harus membutuhkan semangat sesuai perkembangan zaman.
Prof Rizal juga menekankan kepada PKB/PLKB agar mampu menciptakan SDM yang berkualitas karena dengan kekayaan alam yang melimpah akan menjadi kurang bermakna jika pengelolahnya kurang berkualitas.
“Penekanan saya kepada peyuluh bagaimana generasi mendatang bisa berkualitas mulai dari cukup gizinya dan cukup pendidikannya,” ujarnya.
Selain itu, saat ini stunting juga masih menjadi masalah di Indonesia, dan jika PKB/PLKB memiliki keterampilan dan pengetahuan apa dan bagaimana mencegah stunting, maka ini bisa mempercepat rencana bebas stunting yang dicanangkan pemerintah dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kemudian penyuluh juga harus menyampaikan pesan-pesan kepada orangtua agar anak tidak menjadi stunting karena stunting itu mulai terjadi sejak terjadinya konsepsi sampai dilahirkan dimana artinya jangan sampai masa konsepsi terjadi kekurangan gizi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Mukhtar Bakti mengatakan pelatihan tersebut adalah upaya meningkatkan kompetensi PKB/PLKB seluruh kabupaen/kota agar mereka faham dengan tugas-tugasnya apalagi menghadapi masyarakat yang semakin pintar dengan kemajuan teknologi. ant