Gubernur Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum mengajak masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mempertahankan tata nilai adat Kerinci. Ajakan tersebut dikemukakannya dalam Acara puncak dari kegiatan lima tahunan Kenduri Sko, Mandi Balimau dan Syukuran Masyarakat Tigo Luhah Semurup pada acara adat Pemuncak Tanah Mendapo Semurup. Acara tersebut merupakan kearifan lokal masyarakat dalam Ico Pakai Adat Bersendi Syara’ Syara’ Bersendi Kitabullah, bertempat di Desa Balai Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci, Rabu (1/5/19).
Mandi Balimau memiliki makna mensucikan diri secara lahir dan batin bersih diri dan suci batin
Beberapa rangkaian acara telah dimulai pada hari Jumat dengan zikir akbar dan tabligh bersama, bertujuan memantapkan tauhid dan akidah serta meningkatkan keimanan kepada Allah SWT agar negeri terhindar dari segala bentuk bencana.
Kegiatan Mengasap Negeri juga telah dilakukan dengan filosofi asap telah membumbung tinggi menyebar seluruh alam untuk menolak bala bencana dengan harapan negeri aman tentram makmur.
Gubernur Jambi bersama Bupati Kerinci Dr.H.Adirozal,M.Si, dan Wakil Bupati Kerinci Ir.Ami Taher, mengikuti prosesi Mandi Balimau di Sungai Batang Merao, yang juga diikuti ratusan warga pada pagi hari tersebut.
“Kegiatan yang dilaksanakan ini sebagai bagian integral dari kebudayaan masyarakat Kerinci, memiliki tata nilai sosial yang penuh dengan simbol-simbol yang terbentuk dari tata nilai etis dan pandangan hidup yang berlaku dalam masyarakat,” ungkap Fachrori.
Gubernur berharap acara Kenduri Sko, Mandi Balimau, dan Syukuran Masyarakat Tigo Luhah Semurup menjadi media sosialisasi bagi generasi muda, yang masih terus mempersiapkan diri agar tidak mudah tergoda oleh tata nilai baru yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa. “Kita tidak menutup diri dari pesatnya kemajuan teknologi komunikasi sehingga memungkinkan hubungan antar manusia, antar individu, antar kelompok, antar bangsa menjadi sangat mudah dan dekat,” jelas Fachrori.
Gubernur menilai kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu media protektor atau penangkal terjadinya degradasi daya rekat budaya di masyarakat. “Jangan kita alihkan media budaya seperti ini dengan acara keramaian sejenis hura-hura yang tidak mengandung tata nilai kehidupan kemasyarakatan,” imbau Fachrori.
Fachrori menyatakan bahwa pewarisan nilai adat istiadat memerlukan ketekunan yang mendalam dan usaha keras berkelanjutan agar generasi muda dapat menangkap makna praktek-praktek kebudayaan, menangkap kearifan masa lalu dalam menghadapi berbagai perbedaan penafsiran terhadap budaya, sejalan dengan perkembangan kehidupan saat ini. “Tinggi rendahnya kehidupan di masyarakat bukan untuk saling mempersulit, melainkan untuk saling mendatangkan manfaat,” sampai Fachrori.
Sebelumnya, Bupati Kerinci Dr.H.Adirozal,M.Si, menyampaikan, Gelar Depati yang diberikan kepada Gubernur Jambi “Depati Susun Negaro Pemuncak Alam Jambi” merupakan gelar tertinggi dalam kerapatan adat Kerinci. “Berjalan dulu selangkah, bekato dulu sepatah, menurut sko nan tigo takah yaitu sko tengganai, sko ninik mamak, dan sko depati dan yang tertinggi sko depati” ungkap Adirozal.
Bupati Kerinci mengucapkan terimakasih atas kekompakan masyarakat terutama kaum adat yang telah menyelenggarakan acara penganugerahan gelar adat bagi Gubernur Jambi. “Terima kasih kepada tokoh masyarakat, tokoh adat, dan seluruh pihak yang telah menyelenggarakan acara ini dan mari terus kita bina kekompakan ini,” kata ADirozal.
Wakil Bupati Kerinci, Ir.Ami Taher yang merupakan putra asli Semurup menyampaikan keberadaan masyarakat Tigo Luhah Semurup berasal dari satu keturunan. “Dari Koto Payung Semurup Tinggi dan Bukit Talang Melindung, untuk itu mari bersama menjaga persatuan dan kesatuan,” kata Ami Taher.
Ami Taher mengungkapkan, Kenduri Sko merupakan kegiatan lima tahunan, namun saat ini tertunda hingga tujuh tahun mengingat ada beberapa momen politik yang dikhawatirkan tidak tepat untuk dilaksanakan pemberian gelar adat. “Acara ini murni bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan,” ujar Ami Taher.
Kenduri Sko memiliki tujuan untuk memperkuat persatuan di Tigo Luhah Semurup dan Kerinci pada umumnya, melestarikan adat lamo pusako usang
Pemberian gelar adat juga telah dilaksanakan pada tangga 24 April 2019 kepada Wakil Bupati Kerinci Ir.Ami Taher dengan gelar Sibumi Putih Tanah Napuro Pemuncak Alam, dilanjutkan pada tanggal 28 April 2019 kepada Bupati Kerinci Dr.H.Adi Rozal, M.Si, dengan gelar Sibumi Tuo Makuto Alam dan pada tanggal 30 April 2019 kepada Gubernur Jambi dengan gelar Depati Susun Negaro Pemuncak Alam Jambi. (hms).