Jambi, AP – Seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok harus berurusan dengan jajaran Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Jambi.
Bagaimana tidak, pria bernama Kong Huping merupakan DPO dari Bareskrim Mabes Polri dalam kasus penyelundupan baby lobster.
“WNA ini merupakan tenaga ahli dalam perkara lobster di Bandara Soekarno Hatta. Dia adalah warga Tiongkok yang tak bisa berbahasa Indonesia,” ungkap Dirpolairud Polda Jambi Kombes Pol Fauzi Bakhti, Selasa (14/5/2019).
Pelaku ini diamankan bersama lima rekan lainnya, yakni Lucky asal Provinsi Riau, Herman asal Jakarta Barat, Zainuri asal Jambi, Purnama Asal Jambi dan Ansori asal Lampung.
“Mereka digerebek di rumah penampungan baby lobster di kawasan Alam Barajo, Kota Jambi pada Senin malam kemarin,” tuturnya.
Saat digeledah, petugas menemukan 9 box yang berisi baby lobster siap untuk dikirim.
itu, pihak Ditpol Airud Polda Jambi bekerja menghubungi Ditreskrimsus Polda Jambi bersama dengan BKIPM mengecek kembali ke gudang penampungan.
Usai diperiksa, petugas menemukan kembali 2 box baby lobster yang disusun rapi. “Jadi totalnya ada 11 box yang berisi 81.000 ekor benih baby lobter jenis pasir. Bila dirupiahkan mencapai Rp12, 1 miliar,” tutur Fauzi.
Selain mengamankan 6 orang tersangka dan ribuan ekor baby lobster, petugas berhasil mengamankan 1 unit pompa air merk resun LP40, 2 unit tabung oksigen, galon berisi air laut, 1 unit pompa celup merk Amara, 2 unit pompa celup merk Yang, 1 unit mesin pompa merk National, 3 unit plastik sealer merk pioline, satu unit pompa celup merk SP 1000.
Keenam pelaku diduga telah melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 88 Jo pasal 16 ayat (1) Jo pasal 100 Jo pasal 7 ayat (2) UU RI nomor RI nomor 31 tahun 2014, tentang perikanan yang sebagaimna twlah dirubah dengan UU RI No 45 tahun 2009 Jo pasal 55, 56 KUHPidana, dengan ancaman pidana penjara selama 6 tahun dan denda Rp1,5 miliar. bdh