Kualatungkal, AP—Genderang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 mulai kencang didengungkan. Tak terkecuali di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar).
Sejumlah nama dieluk-elukan untuk ikut ambil bagian diajang paling bergengsi tersebut. Baru sebatas wacana belum ada figur yang berani mendeklarasikan diri dan siap bertarung menjadi orang nomor satu di bumi serengkuh dayung serentak ke tujuan.
Pilkada tahun 2020 Tanjabbar diprediksi banyak figur kepincut ingin menjadi bupati, mulai dari politisi hingga pengusaha. Ada harapan, panggung Pilkada nanti Parpol diminta memberi ruang kepada kalangan milenial untuk ikut ambil bagian diajang pemilihan bupati.
Dosen UIN Raden Fattah Palembang dan STAI An Nadwah Kualatungkal, Ahmad Harun Yahya M.Si, mengatakan, pergerakan politik menjelang menjelang Pilkada Tanjabbar 2020 nanti, harus bisa memastikan bahwa pilkada tidak hanya sekedar ajang suksesi kepemimpinan semata.
Namun Pilkada 2020 harus diisi gagasan-gagasan cerdas, sehingga rakyat mendapatkan edukasi politik dengan baik dan dapat menentukan pilihan dengan keyakinan bahwa pemimpin yang dipilih nantinya akan menjamin kesejahteraan rakyat selama lima tahun ke depan.
“Subtansi dari setiap penyelenggaraan pemilu adalah lahirnya solusi untuk memecah berbagai macam persoalan yang masih dihadapi daerah, soal ekonomi, sosial, pendidikan, kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainya,” tutur Harun.
Kata dia, perubahan generasi abad ini, memberikan pengaruh politik para generasi tua dan membuat generasi muda memiliki kesempatan untuk mengubah kancah perpolitikan di tanah air.
Dengan demikian, anak muda milenial memiliki peluang untuk mengubah peta perpolitikan Indonesia khususnya di daerah-daerah. ”Kehadiran anak muda memberikan nutrisi baru dan penyegaran dalam terwujudnya perbaikan kualitas politik dan progresifitas ekonomi. Karena itu, anak muda tidak bisa hanya dianggap sebagai pelengkap dan penonton dalam setiap perhelatan pesta demokrasi seperti halnya pilkada 2020 mendatang, ” bebernya.
Secara demografi, jumlah anak muda di Indonesia hampir mencapai 40 persen. Di Tanjung Jabung Barat, jumlah anak muda berkisar 30-40%. Jumlah ini kata dia tentu membawa harapan baik untuk perubahan Indonesia pada umumnya dan perubahan daerah Tanjung Jabung Barat pada khususnya.
Apalagi, Sejarah telah membuktikan kehadiran kaum muda memiliki peran krusial dalam kancah politik dan mampu membawa perubahan positif di beberapa negara-negara dunia. Bonus demografi adalah sebuah berkah, apabila jumlah anak-anak muda produktif dapat dimanfaatkan secara baik.
“Kita boleh berkaca dari negara-negara lain, seperti korea selatan, jepang, dan lainnya mampu bangkit kembali setelah pernah mengalami krisis, ini dikarenakan anak-anak mudanya lah yang menjadi motor penggerak perubahan,” urainya.
Untuk itu dalam menghadapi Pilkada Tanjabbar 2020, diharapkan komposisi kepemimpinan politik tidak hanya sekedar menyerap aspirasi anak muda. Namun juga memberikan kesempatan dan mampu memastikan kehadiran nyata lahirnya pemimpin muda.
“Kita berkaca pada hasil Pemilu Legislatif 2019 yang dilaksanakan bulan april lalu, hasilnya menunjukan hampir disetiap daerah pemilihan terpilih 1 hingga 2 orang anggota-anggota legislatif yang relatif masih berusia muda (22-40) tahun. Fakta ini tidak bisa dikesampingkan bahwa pada Pilkada Tanjabbar 2020 anak muda tidak bisa dipandang sebelah mata dan ditinggalkan begitu saja, ” terangnya.
Di Kabupaten Tanjabbar saat ini memiliki tokoh-tokoh muda potensial untuk dicalonkan sebagai calon bupati atau wakil bupati Tanjabbar pada pilkada serentak 2020. ”Bukan berarti tokoh pemimpin yang lebih senior akan kehilangan muka ataupun dikesampingkan, namun sangat terbuka kemungkinan berkolaborasi karena memiliki pengalaman dan jam terbang,” simpulnya. (jv/mg)