Jambi, AP — Sejak ada warga Suku Anak Dalam (SAD) terpilih dan bertugas sebagai anggota TNI, dampaknya luar biasa.
Saat ini banyak anak rimba yang bercita-cita ingin jadi tentara. Seperti yang diakui salah seorang warga SAD dari Sungai Terap, Bukit 12, perbatasan antara Kabupaten Batanghari dan Muarojambi. Ngelambu yang menginginkan anak-anak dari sukunya bisa terpilih menjadi pembela NKRI.
“Maunyo anak kami dibimbing bapak Dandim jadi tentera, supaya kami dapat terbantu. Jka anak kami bisa sekolah atau jadi TNI bisa bantu masyarakat di Sungai Terap karena tanah kami banyak hilang oleh pihak perusahaan,” ujarnya.
Disamping itu, kepada pemerintah daerah, dia berharap diberikan kesempatan yang sama di dalam pemerintahan dan orang rimba dapat didorong untuk lebih maju.
“Kepada pemerintah daerah, kami mohon minta didorong juga kami orang rimba supaya memahami seperti apa pemerintahan,” harap Ngelambu.
Menanggapi antusias warga SAD yang menginginkan anak-anaknya bergabung di TNI, Dandim 0415/Batanghari Letkol Inf Widi Rahman sangat terharu dan mengapresiasinya.
“Saya jadi terharu mendengarnya. Betapa mereka ingin sekali anak keturunannya bisa menjadi TNI Angkatan Darat. Terimakasih kepercayaannya,” tegas Widi, Senin (22/7/2019).
Namun, katanya, masih adanya terkendala dengan pendidikan anak-anak warga SAD. Padahal, pihak TNI memiliki program khusus untuk orang rimba.
“Saat ini, ada program khusus untuk Suku Anak Dalam untuk masuk TNI, cuma terkendala masalah pendidikan,” tandas Widi di lokasi TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) di Desa Ladang Peris, Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Menurutnya, bagi yang mau masuk Tamtama, minimal tamatan SMP dan di AKMIL haruslah tamatan SMK. “Karena itu, keinginan mereka masih belum bisa diakomodir untuk masuk tentara karena belum bisa memenuhi persyaratan,” tandas Widi.
Dia menambahkan, seperti warga SAD yang di Jeluti, Bukit 12 ini pendidikannya masih belum mencukupi. “Memang ada keturunan SAD, kayak yang di Sungai Bahar, mereka sudah sekolah dan bisa diakomodir.”
Keinginan mereka bisa terwujud, ungkapnya, tapi pada masa akan datang dengan cara mengajak pemerintahan daerah untuk mendata kependudukan mereka. “Setelah bisa sekolah dan memiliki KTP, kita dorong pemerintah daerah untuk mendirikan sekolah di sana,” tutur Widi.
Dari informasi yang didapatnya, sudah banyak dari warga SAD yang sangat ingin sekali untuk masuk TNI. “Bahwasanya mereka sangat berharap bisa masuk TNI sehingga mereka bisa seperti Prada Budi yang merupakan warga SAD yang terlebih dahulu masuk tentara,” tandas Dandim.
Untuk diketahui, Prada Budi merupakan anggota Batalyon Rider Infanteri 142/Ksatria Jaya. Putra daerah suku terpencil di Provinsi Jambi itu masuk Tamtama Angkatan Darat (AD) dan merampungkan pendidikan militernya di Rindam II/Sriwijaya tahun 2016 lalu.
Prada Budi, adalah anak rimba kelahiran 24 April 1998 di Aek Behan, Kejasung Besar, Bukit 12, Jambi.
Meski terlahir sebagai anak rimba, yang jauh dari hingar bingar kota, tapi semangat dan kesabarannya untuk mewujudkan cita-cita sebagai anggota TNI tidak pernah kendur.
Prajurit yang dikenal memiliki kemampuan menembak sangat baik itu akhirnya berbuah manis. Prada Budi, kemudian resmi menjadi abdi negara yang bertugas menjaga kedaulatan NKRI. (penrem042 gapu)