Sengeti, AP – Sekolah Dasar (SD) merupakan perwujudan pendidikan pemula untuk anak dibawah umur, secara nyata, kondisi anak didik tersebut masih rawan terhadap mental, apa lagi dengan kondisi guru yang mendidik berwatak kasar, jelas hal ini akan merusak mental anak didik.
Kondisi ini pula diduga terjadi di pendidikan Sekolah Dasar Negeri 7/IX Lubuk Kuari. Salah satu guru berinisial YS yang diduga acap kali melakukan tindakan fisik terhadap muridnya.
Menurut penggakuan salah satu orang tua murid Rd, Hermansah yang diduga anaknya menjadi korban kekerasan fisik, kepada Aksi Post mengatakan, sudah bertahun-tahun anaknya menjadi korban kekerasan fisik tersebut.
“Bukan hanya anak saya saja yang menjadi korban, bertahun-tahun Ibu ini, melakukan aksinya,” jelas Hermasah, Sabtu (27/07).
Lebih jauh, niat baik pun sudah pernah di lakukan pihaknya, dirinya sudah pernah menyampaikan kejadian ini kepada pihak Kepala SD 7/ IX Lubuk Kuari tersebut, namun dirinya menyayangkan hingga kini belum ada respon secara baik terhadap dugaan kekerasan fisik tersebut.
“Kesabaran ada batasnya mas, selama ini kejadian hanya anak tetangga dan saudara, yang disakiti dikarenakan tidak ada tindak tegas, dari orang tua murid hanya menerima walaupun sakit melihat anaknya dipukul ibu tersebut, orang tuanya hanya pasra saja karena percuma dilawan, mulut ibu ini sangat beracun, lebih baik diam saja dari pada jadi masalah,” jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Hermansah bersama orang tua murid lainnya, menggandeng salah satu LSM Muaro Jambi, dirinya juga sudah mencoba melakukan upaya untuk melaporkan dugaan kejadian tersebut ke Kabid SD Dinas Pendidikan dan kebudayaan Muaro Jambi namun, Ironisnya pihak yang diharapkan sebagai tumpuan tidak berhasil di temui di karenakan tidak ada di tempat.
“Ketika kami menanyakan keberadaan Kabid SD ke stafnya, mereka tidak mengetahui keberadannya,” ujarnya.
Sementara itu, Iskandar selaku Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Muaro Jambi menambahkan SD Negeri 7/IX Lubuk Kuari berdasarkan Investigasi pihaknya, dugaan kekerasan fisik terhadap murid sudah di anggap parah.
“Kenapa?, sudah mendidik dengan kekerasan fisik, anak didik diliburkan tanpa alasan, kalau mengikuti Rapat (KKG) kan tidak semua. Jelas hal ini sanggat merugikan anak didik, kita lihat saja perkembangannya, tindakan Apa yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten dan Bupati Muaro Jambi setelah tau permasalahanya,” tutupnya. (IMS)