Kualatungkal, AP – Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai dirasakan para kapten kapal. Tebalnya kabut asap akibat karhutla, sudah mengganggu laju kapal saat melaut dan mengarungi sungai.
Salah seorang pandu alam, Imam mengatakan, memang semenjak adanya kebakaran hutan ini, jalur pelayaran sungai mulai ditutupi kabut asap. Hanya saja belum semua titik yang tertutup kabut asap.
“Tidak semuanya. Paling satu mil lalu terang, nanti ada lagi asapnya. Begitu seterusnya,” ujarnya Selasa (6/8).
Imam juga mengungkapkan, akibat adanya kabut asao ini, kecepatan kapal memang agak dikurangi. Terutama jika bertemu kabut asap yang tebal.
“Kalau normal biasanya bisa 6 knot, sekarang terpaksa dikurangi. Harus dibawah 5 knot. Bisa 4 knot atau 3 knot,” ia menjelaskan.
Kabut asap terparah biasanya terjadi antara jam 5 pagi sampai jam 7 pagi. Setelah menjelang siang, menurut imam kabut sudah mulai berkurang dan jarak pandang juga bisa sedikit lebih jauh.
“Intinya hanya saat pagi kapten memang harus ekstra hati-hati di jalur sungai. Kalau kecepatan berlebih dan jarak pandang terbatas bisa menabrak tanah,” tukasnya. (Her)