Jambi, AP — Beberapa hari lalu warga Jambi sempat dihebohkan, hal itu terkait pemanggilan sejumlah pihak oleh Kejagung Republik Indonesia terkait proyek air bersih Pipanisasi di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabar) tahun anggaran 2009-2010.
Diantaranya menyeret nama dua kepala daerah yakni Sy Fasha sebagai Walikota Jambi dalam kapasitasnya pada proyek tersebut sebagai pelaksana, kemudian Safrial sebagai Bupati pada saat itu hingga saat ini.
Namun Sy Fasha dalam proses pemanggilan itu tak memenuhi panggilan tim penyidik Kejagung untuk dimintai keterangan. Sikap Sy Fasha berbanding terbalik dengan Safrial yang memenuhi panggilan tim penyidik sesuai jadwal di surat panggilan.
Sy Fasha sebagai pemimpin yang memiliki segudang prestasi dan penghargaan itu sungguh sangat disayangkan oleh berbagai pihak dan dianggap tidak mencerminkan sosok pemimpin yang baik.
Seperti yang disampaikan oleh Yulianto, tokoh pemuda Jambi, dia menilai sikap Sy Fasha menunjukan sikap tidak koperatif dan taat hukum. Seharusnya kata Yulianto dia sebagai seorang pemimpin memberikan edukasi dan contoh kepada masyarakat.
“Singkat saja pernyataan saya, dia (Sy Fasha-red) tidak layak untuk jadi pemimpin. Mencerminkan pemimpin yang kurang bertanggungjawab,” ujarnya.
“Tidak layak untuk dipilih kembali menjadi pemimpin kalau tidak mampu memberikan surituladan terhadap rakyatnya, apalagi isunya mau menuju Jambi satu saya rasa selesaikan dulu masalah pribadinya baru bisa menyelesaikan masalah rakyat,” sambungnya.
Dia menegaskan, Jangan sampai menjadi pemimpin hanya karena nafsu dan ambisi dengan cara membangun opini dan pencitraan.
“Rakyat harus cerdas memilih pemimpin masa depan, pilihlah pemimpin yg mempunyai latar belakang yang jelas jejaknya baik karir politik, pengalaman disegala bidang dan yg jelas mereka harus lahir di Jambi,” katanya.
Diawan Dani, salah satu tokoh masyarakat Jambi juga ikut menyayangkan sikap Sy Fasha, dia menilai langkah Sy Fasha tidak mentaati panggilan pihak penyidik Kejagung sudah mencoreng nama baiknya ditengah masyarakat.
“Dimata hukum kita tetap sama, apakah dia seorang pejabat atau masyarakat biasa, kita harus taat. Jangan sampai seolah-olah kita pejabat dimata hukum beda dengan masyarakat lainnya,” bebernya.
Dia berharap Sy Fasha sebagai pemimpin untuk taat dan koperatif terhadap panggilan hukum, hal itu agar menjadi contoh yang baik bagi masyarakat bahwa kita semua taat terhadap hukum. (Tim)