Sarolangun, AP – Untuk menyelamatkan ekosistem perairan dari dampak Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), Pj. Bupati Sarolangun, Arif Munadar, meminta Dinas Perikanan dan Peternakan mendorong masyarakat memperbanyak lubuk larangan.
“Penting lubuk larangan diperbanyak, sebab ini baik sekali untuk selamatakan ekosistem perairan kita,” kata Arif Munandar saat membuka lubuk larangan di Kecamatan Batang Asai akhir pekan kemarin.
Arif mengungkapkan, beberapa perairan yang ada di Sarolangun telah tercemar akibat PETI. Dan untuk mengatasi hal tersebut lubuk larangan salah satu solusinya.
“Lubuk larangan ini kan milik masyarakat, jadi aturannya jelas mulai dari sanksi adatnya, sanksi hukum pidananya sudah ditentukan. Tentunya hal ini solusi atasi PETI,” jelasnya.
Dia mengharapkan, agar pemerintah desa dan juga tokoh adat serta masyarakat setempat benar-benar menegakkan aturan untuk menjaga lubuk larangan.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Sarolangun, Samsul Huda menyebutkan, telah membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).
Fungsi Pokmaswas adalah menjaga agar aliran sungai lubuk larangan tetap terjaga dari pengerusakan dan penjarahan ikan di lubuk larangan.
Ditegaskannya, Pokmaswas ini hanya ada di desa yang memiliki lubuk larangan dan pembentukan ini juga telah diatur dalam Pasal 67 UU nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan yang menegaskan dalam hal ini masyarakat dapat diikutsertakan dalam pengawasan.
“Daerah yang sudah kita bentuk seperti di daerah Kecamatan Batang Asai bagian hulunya dan begitu pula di daerah Kecamatan Limun dan Bathin VIII juga di bagian hulunya,” urainya.
Sejauh ini, kata Samsulhuda, di Kabupaten Sarolangun ada 35 lubuk larangan yang sudah aktif.
“Sedangkan potensi bisa dijadikan lubuk larangan di Sarolangun ada 50 titik lubuk,” pungkasnya. luk