JAMBI, AP – Drs H Usman Ermulan, MM Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jambi berkesempatan menghadiri Rapar Kerja (Raker) HKTI di Jakarta, Sabtu (9/11/2019) lalu.
Moment tersebut dimanfaatkan oleh Mantan DPR RI tiga priode dari Jambi itu untuk menyampaikan kondisi pertanian di Jambi yang kian terpuruk pada Kementrian Pertanian yang hadir pada saat itu.
“Kepada Dirjen Ketahanan pangan yang hadir saya bilang kondisi pertanian di Jambi, kita minta bagaimana upaya dari kementerian untuk mengatasi harga karet di Jambi yang kian merosot, karna saat ini harganya tidak lebih Rp.6.000 perkilo,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (10/11/2019).
Tidak hanya itu, Mantan Bupati Tanjabbar dua priode ini juga berharap ada pembenahan tataniaga dalam penjualannya, karena menurutnya saat ini tataniaga karet dan sawit di Jambi terlalu panjang sehingga yang dirugikan adalah petani.
“Tataniaganya perlu diperbaiki, sehingga harga tidak lagi ditekan. Maka akibat dari itu petani yang menanggungnya, karena prakteknya saat ini yang terjadi seperti itu,” bebernya.
Pada kesempatan tersebut Usman Ermulan mengaku juga sempat berbicang-bincang bersama Syofyan Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang RI yang juga merupakan teman lamanya itu terkait legalitas lahan yang dimiliki petani.
Karena menurutnya, sebagian besar saat ini petani di Jambi belum memilik legalitas yang diakui oleh negara secara undang-undang. Maka hal itu adalah salah satu kendala bagi petani selain masalah permodalan untuk maju.
Namun, kata Usman Ermalan saat ini ada kabar baik dari pemerintah bahwa diakhir masa jabatan presiden mentargetkan semua tanah milik rakyat sudah terdaftar sebagai pemilik sertifikat.
“Karena proses pengurusan pembuatan sertifikat saat ini sudah sisten online. Setelah bersertifikat pak mentri berpesan kepada rakyat untuk menjaga tanahnya, karena BPN tidak punya tenaga untuk menjaga tanah tersebut,” bebernya. (Budi)