Jambi, AP – Pemerintah Provinsi Jambi mengapresiasi kerja keras Satuan Tugas Gabungan Penanganan Karhutla Provinsi Jambi.
Hal itu disampaikannya dalam sambutan tertulis Gubernur Jambi yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi M. Dianto selaku inspektur pada Apel Penutupan Siaga Darurat Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi, Senin (11/11) di halaman Makorem 042/Garuda Putih.
Dalam sambutan tertulis gubernur Jambi dinyatakan bahwa kebakaran hutan menimbulkan beberapa dampak negatif yang luar biasa seperti kerusakan ekologi, menurunnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta menimbulkan asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan mengganggu arus transportasi baik darat laut maupun udara.
“Pelaksanaan operasi gabungan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Jambi tahun 2019 ini merupakan bentuk peran dan tanggung jawab petugas gabungan untuk melindungi masyarakat dari bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan, telah secara optimal dilaksanakan dengan melibatkan dinas/instansi terkait dengan pengerahan segala daya dan upaya berupa personil dan peralatan,” ujar gubernur.
Gubernur menyampaikan, berdasarkan pantauan satelit Terra Aqua dan Suomi NPP pada tahun 2019 ini sampai dengan berakhirnya status siaga tanggal 10 Oktober 2019 terpantau titik panas sebanyak 7.048 titik, sedangkan jumlah lahan yang terbakar seluas 11.732 hektar dan seluruhnya telah padam, lahan terbakar terluas berada di Kabupaten Muaro Jambi seluas 4.054 hektar, dan yang terkecil berada di Kabupaten Merangin 126 hektar.
Gubernur mengapresiasi seluruh personil yang tergabung dalam Satgasgab tahun 2019 yang sudah dengan ikhlas melaksanakan tugas kemanusiaan penangggulangan karhutla.
“Apresiasi dan ungkapan terima kasih kami sampaikan juga kepada yang terhormat Komandan Korem 042/Gapu Jambi Kol. Arh.Elphis Rudy,M.Sc,SS beserta jajarannya dan Kapolda Jambi beserta seluruh jajarannya dan instansi terkait lainnya yang tergabung dalam Satgas Karhutla Provinsi Jambi. Tapi bukan berarti tugas telah selesai. Oleh karena itu, kami mohon kepada pemerintah kabupaten dan kota dengan seluruh Satgas yang ada di kabupaten kota tersebut terus memantau titik-titik api di wilayahnya masing-masing dan melaporkan kepada kami di Pemerintah Provinsi Jambi dengan instansi terkait,” ungkap gubernur.
Sementara itu, Sekda M. Dianto mengatakan, telah disepakati bahwa tanggal 10 November 2019 Satgas Karhutla Provinsi Jambi secara resmi ditutup.
“Artinya tim yang selama ini sudah bekerja, dengan tim yang seluruhnya terdiri dari lebih kurang 1.500 personil, gabungan dari Korem, lalu dari kepolisian, dari BPBD, dari tim SAR, dari bantuan juga dari pemerintah kabupaten dan kota, ada dari Tagana, dari perusahaan, Manggala Agni, dan lain sebagainya lebih kurang 1.500 orang. Dan Alhamdulillah, apa yang sudah dilaksanakan oleh Satgas ini sudah berjalan dengan baik dan alhamdulillah juga di sela-sela kita kewalahan dengan begitu banyaknya kebakaran hutan dan lahan dan memang Jambi mendapatkan berkah yaitu cepat turunnya hujan, disamping kita sudah melakukan tindakan di lapangan dengan didukung peralatan dan personil,” ujar Sekda.
Sekda menghimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan membakar. “Saya berharap kita dapat belajar dari peristiwa ini, jangan hanya mengambil hal yang praktis membuka hutan dengan membakar dan menggunakan lahan untuk perkebunan untuk pertanian, dengan membakar mereka mengharapkan bahwa disamping lahan itu cepat bersih juga mendapatkan humus yang diperlukan oleh tanaman itu sendiri. Oleh karena itulah dari dulu kita mengimbau pola membuka lahan dengan membakar ini harus kita tinggalkan, karena dampaknya sama-sama kita rasakan,” jelas Sekda. (HMS/Rul)