Jambi, AP – Gubernur Jambi H. Fachrori Umar, mengemukakan bahwa paradigma penanggulangan bencana sudah dan harus berubah dari responsif ke preventif (bersifat mencegah), dan hal tersebut akan mempengaruhi hal-hal yang dilakukan dan direncanakan dalam penanggulangan bencana. Hal itu disampaikan Fachrori saat memimpin Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Provinsi Jambi, Senin (20/1), di lapangan depan Kantor Gubernur Jambi.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang diakibatkan cuaca seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor. Gubernur Jambi juga akan menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi dan mengaktifkan sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (Posko Provinsi), sebagai salah satu bentuk upaya antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Hadir pada kesempatan tersebut Forkopimda Provinsi Jambi dan personil dari berbagai unsur diantaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian, TNI, pelajar, mahasiswa, hingga sejumlah organisasi dan komunitas. Apel siaga ini diawali dengan pemeriksaan kesiapan pasukan oleh Gubernur dan Forkopimda.
Fachrori menyampaikan, apel siaga bencana hidrometeorologi ini dilaksanakan sebagai bentuk keseriusan dan kesiapan pemerintah Provinsi Jambi dalam upaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir, longsor dan angin puting beliung. “Selain itu juga sebagai salah satu bentuk kepatuhan Pemerintah Provinsi Jambi dalam hal menyikapi surat edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 360/132/SJ pada tanggal 7 Januari 2020 perihal Antisipasi dan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Daerah.
“Pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi akan menetapkan status siaga darurat bencana dan mengaktifkan sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (Posko Provinsi), sebagai salah satu bentuk upaya antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ujar Fachrori.
“Penanggulanan bencana saat ini menitikberatkan penanganan sebelum terjadinya bencana. Untuk mendukung paradigma tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi membentuk Satgas Gabungan yang melibatkan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri, dunia usaha, unsur media, serta akademis (Pentahelix). Saya berharap, setiap stakeholder dapat melaksanakan aksi penguatan kesiapsiagaan dan peringatan dini, sehingga Satgas Bencana ini dapat bekerja dengan baik, efektif dan efisien, sehingga upaya pemerintah dalam hal menjaga keselamatan masyarakat dapat terwujud,” terang Fachrori.
Pada akhir sambutannya, Fachrori mengingatkan anggota Satgas untuk tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam bertugas, serta berharap agar antar instansi terkait melakukan koordinasi secara aktif dalam upaya pelaksanaan penanggulangan bencana hidrometeorologi, untuk pengurangan risiko bencana dan mempersiapkan segala sumber daya peralatan dan personil untuk menghadapi potensi terjadinya banjir,” ungkap Fachrori. (HMS)