Salah seorang warga, Fauzi di salah satu toko emas di kawasan pertokoan Beringin Janggut Palembang mengatakan, dirinya yang selama ini mengandalkan ekonomi keluarga dengan berjualan membuka warung nasi pindang, selama adanya wabah virus corona usahanya sepi dan tutup sementara.
“Warung sepi pembeli sekarang ini karena banyak warga yang tidak keluar rumah, untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak dilakukan penutupan sementara tempat jualan dua bulan ini, saya terpaksa menjual perhiasan emas milik istri,” ujarnya, Senin (4/5).
Penjualan emas dilakukan karena uang simpanan sudah habis, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta membayar rekening listrik dan air tidak ada jalan lain kecuali menjual barang.
Kondisi ini diharapkan bisa segera berakhir sehingga usahanya dan aktivitas warga Palembang berjalan normal kembali, ujarnya.
Sementara Riko salah seorang pedagang emas di Palembang menjelaskan bahawa dalam kondisi sulit sekarang ini warga yang berkunjung ke tokonya lebih banyak menjual dari pada yang membeli emas.
Warga memanfaatkan momentum sekarang ini menjual emas didukung juga kondisi harga emas cukup tinggi.
Harga perhiasan emas kadar 24 karat berada pada angka Rp4,5 juta per suku setara 6,7 gram, padahal sebelumnya berada pada posisi harga 4,2 juta per suku, ujar pedagang emas. (Ant)