Oknum Petugas dan Pejabat Terkait Harus Diawasi dengan Ketat
Bangko, AP.– Menghangatnya kasus Pungutan Liar (Pungli) terjadi di Ibu Kota Jakarta dan daerah di tanah air agaknya mulai merambah ke Kota Bangko, Kabupaten Merangin, kali ini masyarakat ramai ramai mempertanyakan retribusi parkir di pasar baru Bangko.
Selama ini terasa janggal lantaran petugas parkir secara kontinyu mengutip uang tunai dari masyarakat tanpa memberikan karcis, tanada bukti telah membayar restribusi. Masyarakat tidak pernah tahu kemana jasa itu disetorkan, lalu dijadikan apa.
Retribusi parkir pasar baru Bangko sudah sungguh menuai pertanyaan sejak lama, mulai dari besaran Pendapatan Asli Daerah ( PAD) yang didapat dari aktifitas tersebut hingga ketidak jelasan proses pemungutan retribusi itu sendiri.
Pengambilan Retribusi parkir di pasar baru Bangko yang menggunakan halang rintang untuk menghambat laju kendaraan masyrakat yang hendak melintas ke dalam kawasan Pasar Baru Bangko selalu dimulai pagi hari dan tutup menjelang sore harinya. Namun, kejanggalan di lapangan membuat masyarakat bertanya-tanya terkait dengan aturan pungutan.
Ketua Ikatan Pemuda Merangin (IPM) Hairul Ihwan dengan lantang mempertanyakan besaran PAD yang diperoleh dari retribusi parkir ini serta pengawasan dari pejabat terkait tentang ulah oknum petugas yang sering tidak memberikan karcis kepada masyarakat dan jikapun mendapatkan karcis, itupun hanya robekan kecil saja.
“Saya mempertanyakan tanggung jawab pejabat terkait pengawasan petugas retribusi parkir ini, mereka benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Sebenarnya berapa target PAD dari retribusi ini dan apakah itu tercapai dari tahun ke tahun. Karena kebanyakan petugas tidak memberikan karcis artinya uangnya tidak bisa di audit.” Kata hairul dengan nada serius.
Hairul juga mempertanyakan kemana uang yang dipungut namun dengan tidan memberikan karcis kepada masyarakat itu.
“ini harus diperjelas, jika, dalam hitungan karcis yang dikeluarkan hanya 100 per harinya maka uang yang akan disetor ke daerah hanya sebanyak karcis, jadi, kemana uang yang karcis nya tidak keluar ?” tanya nya.
Sementara itu, untuk memperjelas dan mendapatkan klarifikasi terkait dengan masalah ini, Aksi Post mencoba menemui Kadis Pendapatan Daerah Jailani namun tidak bisa ketika di hubungi via telpon pun Kadispenda belum bersedia berbincang dengan alasan sibuk melayani tamu.nzr