JAKARTA, AP – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) melakukan inovasi dalam mengembangkan sumber daya lokal untuk mendukung kemandirian pangan nasional.
“Itu salah satu upaya sinergis untuk memperkuat pertanian Indonesia,” kata Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry, Minggu 28 Juni 2020,
Sebelumnya saat pelantikan dan pengukuhan pengurus Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) Komda Jambi, Maluku, dan Sulawesi Tengah, Sabtu (27/6), Fadjry menyatakan organisasi profesi seperti Peragi memiliki jejaring yang sangat luas, baik di tingkat pusat hingga daerah sehingga dapat menjadi wadah perjumpaan peneliti dan penyuluh dengan banyak pihak.
Sementara itu Ketua Umum Peragi M.Syakir mengatakan peneliti serta penyuluh Balitbangtan yang banyak di kepengurusan Peragi merupakan keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat arus hilirisasi inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan.
“Banyak inovasi yang telah dihasilkan Balitbangtan, sehingga Peragi yang berasal dari berbagai kalangan dapat membantu mendekatkan pada pengguna,” ujar Profesor Riset ke-132 Kementerian Pertanian itu.
Syakir juga menegaskan pihaknya mendukung upaya Balitbangtan menguatkan inovasi pada produk lokal. Pandemi corona membuktikan kemandirian pangan sangat penting bagi sebuah bangsa.
“Saat ini banyak negara produsen dan eksportir pangan menahan produksinya untuk memenuhi kebutuhan negeri sendiri yang terdampak korona. Semua bangsa khawatir pasokan pangan terganggu karena korona,” kata mantan Kepala Balitbangtan itu.
Menurut dia, sebuah bangsa dapat berdaulat pangan ketika mampu berdiri di atas sumberdaya alam pertanian lokal, yang tentunya harus disentuh dengan inovasi agar dapat diterima masyarakat modern.
“Jangan tergantung pada satu jenis pangan, tetapi dengan beragam produk lokal sehingga tidak rentan krisis seperti karena korona,” katanya.
Menurut dia, peran Balitbangtan yang didukung seluruh komponen Peragi sangat diperlukan agar inovasi pertanian semakin mampu meningkatkan produk lokal Bangsa Indonesia.
“Dengan sentuhan inovasi pascapanen, beragam pangan lokal tidak akan kalah dari gandum yang harus diimpor. Karbohidrat lokal juga dapat dibuat tepung, mie, dan produk turunan lain,” katanya.
Syakir juga mengingatkan agar inovasi tidak hanya berorientasi pada produktivitas tinggi, tetapi juga harus efektif dan efisien karena hal itu menjadikan produk Indonesia dapat menguasai dan menjadi penentu pasar ekspor .
Ketua Peragi Komda Jambi Eliyanti menambahkan, banyak produk lokal petani Jambi telah diekspor ke mancanegara tetapi masih dalam bentuk bahan mentah.
Ke depan, tambahnya, Peragi Komda Jambi bersama-sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi akan berusaha memberi sentuhan inovasi agar produk pinang tidak melulu diekspor dalam bentuk bahan baku.
Sementara itu ketua Peragi Komda Maluku Asri Subkhan Mahulette menyatakan siap mengoptimalkan peneliti, akademisi, penyuluh, dan praktisi pertanian untuk mendukung pemerintah setempat mengembangkan pertanian lokal yang tersebar di provinsi kepulauan.
“Kami akan eksplorasi dan identifikasi produk lokal spesifik pulau kecil. Berikutnya produk tersebut diberi sentuhan agar pulau-pulau kecil mandiri pangan,” katanya.
Ketua Peragi Komda Sulawesi Tengah Syamsudin Koloi menambahkan pihaknya akan berupaya memperkuat komoditi lokal agar kemandirian pertanian Sulteng tetap terjaga. (Red)