Kualatungkal, AP – Proyek pekerjaan drainase dalam Kota Kualatungkal melalui dana Asean Development Bank (ADB) melalui program National Slum Upgrading Program sebesar Rp 8 Miliar dikeluhkan warga. Mulai dari tebaran debu hingga tumpukan material yang menganggu lalu kintas.
“Material menumpuk sampai setengah jalan. Debunya berterbaran, pekerjanya seperti lepas tangan dengan gawean ini,” ujar Hardi (34) warga yang melintas di jalan Kota Kualatungkal Minggu (16/10) kemarin.
Katanya, kontraktor pembuat drainase harus lebih tanggap dengan masalah ini, karena debu sangat menyengsarakan para pengguna jalan. Karena berdampak buruk bagi kesehatan.
“Ini tolong diperhatikan, kalau Cuma bagi-bagi masker, mana lah bisa membuat selesai permasalahan debu ni, debunya sekeliling kota, bagi masker baru satu hari dan disatu tempat saja, boleh dikasih mobil penyiram, biar tak ada debunya,” pungkasnya.
Sementara itu, dari pantauan di beberapa titik pembangunan drainase pekerjaan terkesan asal-asalan. Misalnya dalam melakukan pengecoran pekerja tidak lagi mengeringkan air galian
secara utuh sehingga adukan semen bercampur dengan air asin.
Selain itu pemasangan cerucup juga dilakukan dalam kondisi galian yang berair sehingga cerucup tidak tampak jarak kepadatannya.
Anggota DPRD Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Adam mengatakan hak pengguna jalan harus tetap dikedepankan. Karena pengguna berbahaya jika jalannya dipotong
seperti itu.
“Kami menyesalkan pekerjaan yang memakan hingga menutup jalan, hak pengguna jalan harus tetap dikedepankan, karena keselamatan nomor satu, kontraktornya harus lebih teliti itu,” pungkasnya. her