KERINCI, AP – Mess milik Pemerintah Kabupaten Kerinci yang berlokasi di Kayu Aro dan Museum Kerinci yang berlokasi di Danau Kerinci bakal dijadikan tempat karantina pasien reaktif.
Wacana ini muncul setelah pasien Reaktif di RS MHA Thalib menolak digabungkan dengan Pasien yang dinyatakan Positif COVID-19.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Kerinci Ami Taher. Menurut dia, ada dua tempat sebagai alternatif untuk dijadikan tempat karantina, yakni mess atau museum Pemda Kerinci. “Kedua tempat ini sudah dilakukan survei dari Dinas Kesehatan,” ungkap Ami Taher, Senin (20/7).
Untuk di lokasi Museum, lanjut dia, membutuhkan anggaran yang sangat besar, karena banyak sarana dan prasarana yang harus dibangun. “Kita harus membuat pembatas ruangan, toilet dan yang lainnya,” sebut dia.
Sementara untuk lokasi di mess Kerinci, beber Ami Taher hanya perlu menyediakan tempat tidur yang baru, selimut dan perlengkapan lainnya.
Diungkapkannya, berdasarkan hasil rapat Gugus Tugas, disepakati mess milik Kerinci akan dijadikan sebagai tempat karantina. Namun, jika dilihat dari pengalaman beberapa bulan yang lalu, sempat ditolak oleh warga setempat.
“Kita berharap warga bisa menerimanya. Pemkab juga terlebih dahulu akan mensosialisasikan kepada masyarakat setempat. Kita akan memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa warga yang dikarantina tersebut bukanlah pasien positif COVID-19, melainkan hanya reaktif rapid tes,” terang Ami Taher.
Selain itu, mess Pemkab Kerinci memiliki empat ruangan yang bisa menampung 20 warga. Nantinya jika ada warga yang reaktif rapid tes maka akan dikarantina selama dua pekan, apabila hasil swabnya telah keluar sebanyak dua kali yang menyatakan negatif maka warga tersebut diperbolehkan pulang. (Hendra)