JAKARTA, AP – Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia harus menjadi momentum untuk menguatkan persatuan dan kerja gotong royong mewujudkan Indonesia maju.
“Indonesia maju adalah tujuan kita semua. Kita bisa mewujudkannya bersama, bergotong royong, dan mengarahkan politik pembangunan nasional kita,” kata Puan, Senin 17 Agustus 2020.
Menurut dia, politik pembangunan Indonesia dapat diarahkan untuk mempercepat pembangunan manusia Indonesia, menguatkan industri pangan nasional, penataan industri nasional yang kuat, pemerataan pembangunan infrastruktur, serta optimalisasi reformasi birokrasi.
Dia menegaskan bahwa perjuangan mencapai Indonesia maju harus melalui kerja keras dan keberanian menjadi bangsa yang berdikari dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
Puan lalu mengutip pidato Presiden Soekarno tentang ancaman kolonialisme yang disampaikan dalam Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Jawa Barat.
“Kolonialisme mempunyai juga baju modern, dalam bentuk penguasaan ekonomi, penguasaan intelektual, penguasaan materiil yang nyata, dilakukan oleh sekumpulan kecil orang-orang asing yang tinggal di tengah-tengah rakyat. Ia merupakan musuh yang licin dan tabah, dan menyaru dengan berbagai cara,” ujar Puan mengutip pidato Bung Karno.
Menurut Puan, pesan Bung Karno tersebut masih relevan agar bangsa Indonesia mewaspadai dan mampu menangani tantangan zaman, khususnya dalam menghadapi pandemik COVID-19.
Dalam konteks tersebut, politisi PDI Perjuangan itu mendorong pemerintah untuk meningkatkan penanganan pandemik COVID-19 agar dampaknya tidak meluas menjadi krisis ekonomi dan krisis sosial.
“Layanan kesehatan harus ditingkatkan dan merata. Kita juga harus mandiri dalam menyediakan vaksin COVID-19 dan menjaga perekonomian nasional,” tuturnya.
Selain itu, Puan saat mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan ke 75 tahun Republik Indonesia, di Istana Merdeka, mengenakan Tekuluk Bai Bai, pakaian adat Jambi.
Puan memilih perpaduan warna merah, hitam, dan emas, dalam pakaian adat Jambi tersebut. Tekuluk sudah ada sejak zaman kerajaan Melayu, dan dikenakan perempuan dalam kegiatan sehari-hari. Hingga saat ini, model tekuluk berkembang hingga jumlahnya mencapai lebih dari 50-an jenis tekuluk. (Red)