Jambi, AP – Masyarakat Jambi pasti tak asing lagi dengan nama Usman Ermulan. Tenar sebagai politisi, kini menujukan kualitasnya dalam film ‘Bawang Putih dan Bawang Merah’ besutan Sutradara Ana Adnan, Kamis (27/8).
Mantan anggota DPR RI tiga periode ini berperan sebagai pak Zaki, seorang pensiunan guru. Pak Zaki adalah ayah dua anak dari Boni dan Iga. Dimasa sebagai guru, Pak Zaki dikenal humanis disukai oleh murid-muridnya lantaran suka berdogeng saat mengajar di dalam kelas.
Boni dan Iga pun penasaran dengan keseruan sang ayah saat mengajar sambil berdongeng hingga akhirnya meminta sang ayah bercerita tentang serunya berdongeng, diantaranya tentang kisah bawang putih dan bawang merah.
“Saya berperan sebagai pensiunan guru, dan bercerita kepada anak-anak saat waktu mengajar yang suka berdogeng, termasuk bercerita tentang bawang putih dan bawang merah,” ujar Usman dilokasi suting di kawasan Jambi.
Usman terlihat tak begitu canggung dalam memainkan peran dan begitu menikmatinya. “Saya tak mengira apa lagi berkhayal untuk menjadi salah satu peran dalam film yang digarap oleh sutradara Ana Adnan itu,” kata mantan Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode ini.
Untuk bermain film, diungkapkan Usman, pernah disebutkan oleh Raja Dangdut Rhoma Irama saat masih menjadi anggota DPR RI tahun 1995. Kala itu Usman dan Rhoma Irama sama-sama sebagai Dewan di Senayan.
“Dulu Rhoma pernah bilang, kamu ini cocoknya jadi bintang film aja. Hari ini doa Rhoma Irama terkabulkan setelah sekian puluh tahun lamanya,” ujar Usman.
Sementara itu, Ana Adnan mengatakan film dogeng Bawang Putih dan Bawang Merah dikemas dengan judul ‘Istana Kapal’ produksi Ana Production merupakan cerita rakyat nusantara yang terkenal tentang syarat nilai edukasi dan nilai kehidupan. Ana mengaku Usman Ermulan memiliki bakat luar biasa dalam seni peran.
Peran Usman sebagai guru sekaligus sebagai orangtua yang humanis sejalan kehidupan sehari-harinya. Ia pun berharap keterlibatan Usman Ermulan dapat menambah nilai jual industri perfilman di Indonesia khususnya di Jambi.
Ana menjelaskan, bawang putih bawang merah menggambarkan kisah dua orang kakak beradik yang memiliki sifat berbeda dengan seorang ibu tiri yang pilih kasih dan tidak adil.
“Film itu akan dipersembahkan untuk warga Jambi khususnya bagi anak-anak yang dikemas dengan judul ‘Istana Kapal’ syarat dengan edukasi.Ini jadi contoh tentang keburukan dan kebaikan sifat seseorang,” kata Ana.
Di film tersebut bawang putih merupakan kakak tiri dari bawang merah. Kisah itu memperlihatkan drama ketidakcocokan antara bawang merah serta ibu tirinya.
Bawang putih memiliki sifat karakter serta kepribadian yang rajin, baik, jujur dan rendah hati. Sementara, bawang merah memiliki sifat yang sombong, pemalas dan iri hati. Bawang putih diperankan oleh Amel, sosok anak yang humanis serta memiliki karater penyabar meski memiliki saudara tiri dan ibu tiri.
“Saya penuh kesababaran setelah ketiadaan orangtuanya, kondisi kakak tiri dan ibu tiri berubah dengan misi ingin menguasai harta peninggalan orangtua,” ujar Amel.
Begitupun bawang merah di Film itu dilakoni oleh Zahra, ia mengaku senang dengan perannya itu. Bahkan, dalam project tersebut dirinya tidak canggung untuk beradu acting dengan lawan mainnya.
“Asyik aja, ini yang ke tiga kalinya (bermain film)”ujar Zahra dengan cerianya dilokasi syuting.
Sebelumnya, Ana mengaku dalam pembuatan film tersebut mengaku memiliki beberapa kendala, karena para pemain tidak berasal dari teater.
“Tetapi hal itu tidak menjadi kendala yang berarti, pasalnya para pemain memiliki semangat ingin sukses dan belajar,” kata Ana, mengaku telah memproduksi puluhan film layar lebar maupun FTV.
Film bawang putih dan bawang merah nantinya akan tayang di salah satu stasiun televisi swasta di Jambi. Dibalik itu, Ana berharap ada peran pemerintah daerah sebagai pemerhati perfilman di Jambi.
“Banyak kisah yang melegenda di Jambi yang patut di filmkan. Salah satunya tentang kisah perjuangan Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, beliau adalah tokoh sekaligus sejarah pejuang Jambi,” ucap Ana. (Budi)