BATANGHARI, AP – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari mengimbau perusahaan batu bara di daerah itu untuk melakukan inspeksi jalur angkutan batu bara agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Perusahaan batu bara diminta untuk lakukan inspeksi jalur angkutan karena tumpukan batu bara yang berada di pinggir jalan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” kata Sekretaris BPBD Batanghari Samral Lubis, Sabtu 29 Agustus 2020.
Pada tahun 2019, tumpahan batu bara dari angkutan batu bara yang berada di pinggir jalan menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Tumpahan batu bara yang berada di pinggir jalan akibat panas yang cukup tinggi.
“Di tambah embusan angin dari kendaraan yang lewat menyebabkan api semakin membesar dan merembet ke lahan yang berada di pinggir jalan,” katanya.
Di beberapa titik jalan lintas Batanghari-Sarolangun dan Batanghari-Tebo merupakan lokasi yang cukup rawan akan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang di sebabkan oleh percikan api dari tumpahan batu bara.
“Pada tahun lalu api membesar pada malam hari karena hembusan angin pada malam hari cukup kencang, tidak sedikit lahan yang terbakar karena percikan api dari tumpahan batu bara tersebut,” kata Samral Lubis.
Selain mengimbau perusahaan batu bara, BPBD Batanghari juga mengimbau perusahaanperkebunan di daerah itu untuk aktif melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya. Serta mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara di bakar karena sebagian besar kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah itu berada di kawasan perkebunan.
“Untuk saat ini, daerah itu dalam status siaga darurat Karhutla. BPBD daerah itu telah menyiagakan peralatan dan petugas jika sewaktu waktu terjadi kebakaran hutan dan lahan. Serta persiapan jika memasuki status tanggap darurat” ujarnya.
“Statusnya masih siaga darurat, dan saat ini kasus Karhutla masih dalam kategori stagnan, titik api yang terpantau melalui satelit sebagian besar merupakan bekas warga membakar perunan lahan,” kata Samral. (Red)