Jambi, AP – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat komoditas utama yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi Kota Jambi pada Agustus 2020 antara lain minyak goreng, emas perhiasan, beras, tukang bukan mandor, bawang putih, piring, bola lampu, mobil, batu bata serta telepon seluler.
Kepala BPS Provinsi Jambi, Wahyudin dalam keterangan pers secara virtual Selasa (1/9) mengatakan, berbeda dengan Kota Jambi, komoditas utama yang memberikan andil terhadap inflasi di Kota Muara Bungo adalah emas perhiasan, cabai merah, minyak goreng, telepon seluler, kentang, rokok putih, sabun mandi cair, petai, ikan asin teri, serta bawang putih.
Dalam pembentukan inflasi Kota Jambi sebesar 0,03 persen, andil terbesar adalah dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,1009 persen; kemudian dari kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,1651 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0619 persen.
Inflasi di Kota Jambi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,33 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,79 persen; kesehatan 0,75 persen; informasi, komunikasi dan jasa keuangan 3,20 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,26 persen; pendidikan 0,02 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,60 persen.
Wahyudin mengatakan, BPS mencatat Kota Jambi dan Kota Muara Bungo mengalami inflasi, masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,06 persen dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi sebesar 103,94 dan Kota Muara Bungo 104,25.
Inflasi di Kota Jambi terjadi pada delapan kelompok pengeluaran, sedangkan di Kota Muara Bungo, inflasi terjadi pada tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa karena adanya kenaikan indeks. Laju inflasi tahun kalender dan “year on year” Kota Jambi pada bulan ini masing-masing sebesar 0,86 persen dan 0,55 persen.
Dari 24 Kota di Sumatera yang menghitung IHK, sebanyak enam belas kota mengalami inflasi dan delapan kota deflasi. Inflasi tertinggi se-Sumatera terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,88 persen dan terendah terjadi di Kota Batam sebesar 0,02 persen.
Dari 90 Kota yang menghitung IHK di Indonesia, sebanyak tiga puluh tujuh kota mengalami inflasi dan lima puluh tiga kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,88 persen sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang sebesar 0,92 persen. (Red)