TANJAB BARAT, AP – Pengepul atau penampung udang belalang dari nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengeluhkan tutupnya sejumlah tempat penampungan sehingga berdampak penurunan drastis harga udang. “Gudang penampungan udang banyak tutup karena pengiriman di Jakarta macet,” kata Abdullah, seorang pengepul udang belalang, Selasa (8/9).
Dengan banyaknya pengepul udang yang tutup, harga jual udang belalang atau kipas di tingkat nelayan menurun drastis seperti udang ukuran besar yang biasa Rp85 ribu per ekor saat ini hanya Rp20 ribu per ekor.
Dijelaskan, pengiriman udang belalang dari Jambi menuju Jakarta saat ini sudah lancar karena penerbangan Jambi-Jakarta sudah mulai normal.
Namun pengiriman udang belalang dari Jakarta menuju luar negeri seperti ke China, Hongkong, Singapura, dan negara-negara lainnya alami kemacetan. Sehingga udang yang di kirim dari Jambi menumpuk di Jakarta.
“Dari Jakarta akan menghubungi untuk pengiriman udang jika stok di sana habis, untuk saat ini kita tutup dulu,” ujar Abdullah.
Kondisi tersebut menyebabkan ribuan nelayan udang belalang di Tanjung Jabung Barat untuk sementara waktu kehilangan pencaharian. Karena cukup sulit untuk mencari mata pencaharian lainnya bagi nelayan udang belalang di daerah itu.
“Nelayan udang belalang di Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat ini jumlahnya seribu lebih, dengan kondisi ini tentu sangat merugikan nelayan,” kata Nelayan Udang belalang Effendy.
Sementara itu, pengiriman udang belalang yang terdata di BKIPM Jambi selama bulan Mei hingga Juli 2020 berangsur meningkat. Hal tersebut seiring dengan kembali normalnya penerbangan dari Jambi menuju Jakarta.
“Selama Mei-Juli kurva pengiriman udang meningkat yaitu 189 kali pengiriman pada Mei, 296 kali pengiriman pada Juni dan 337 kali pengiriman pada bulan Juli,” kata Kasi Pengawasan, Pengendalian, Data dan Informasi (Wasdalin) BKIPM Jambi Paiman. (Red)