JAMBI, AP – Sebanyak 2,1 ton kopi arabika Kerinci dalam bentuk ‘green bean” dilepas untuk diekspor ke Jepang melalui Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, Jumat 23 Oktober 2020.
Pelepasan kopi ekspor tersebut dilakukan oleh Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Jambi, Restuardy Daud bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Suti Masniari Nasution melalui video conference (vidcon), yang berlangsung di rumah dinas Gubernur Jambi.
“Alhamdulillah, hari ini kita telah melaksanakan pelepasan kopi arabika Kerinci ke Jepang melalui Pelabuhan Talang Duku sebanyak 2,1 ton dalam bentuk ‘green bean’. Ekspor kopi arabika Kerinci ini untuk kedua kalinya, dimana kita juga telah melaksanakan ekspor ke Belgia sebanyak 15,9 ton pada tanggal 28 Juli 2020 lalu,” kata Restuardy.
Menurut dia kondisi ini sangat membanggakan, karena Jambi mampu membuka pasar dan mendorong ekspor produk unggulan daerah, di tengah pasar yang belum begitu pulih akibat dampak dari COVID-19.
Ia menilai, ekspor kopi arabika Kerinci ini merupakan kegiatan yang inovatif dan kreatif dalam rangka mencari peluang dan tujuan pemasaran baru bagi komoditas pertanian di Provinsi Jambi. Semoga momen ini menjadi kebangkitan usaha kopi di Provinsi Jambi, terutama dalam menggerakkan perekonomian di tengah dampak akibat COVID-19.
Pjs gubernur yang akrab disapa Ardy Daud itu juga berharap dengan terbukanya pasar ekspor kopi ke Jepang, dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai jual dan nilai tambah kopi Kerinci, serta menunjukkan kualitas kopi Kerinci sangat layak di pasar global. Pemerintah Daerah bersama semua pihak yang terkait akan terus mendukung petani kopi dengan menciptakan iklim usaha yang lebih baik melalui kemudahan dan mendorong harga kopi semakin kompetitif.
“Kami bersama pihak terkait, terus melakukan pendampingan kepada para petani kopi untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan kualitas komoditi kopi, sehingga dapat menjaga kepercayaan dari pihak pembeli dari luar negeri,” kata Restuardy.
Menurutnya lagi, ini merupakan keberhasilan Koperasi Koerintji Barokah dalam memasuki pasar ekspor yang tidak terlepas dari peran semua pihak, baik itu pemerintah, swasta dan LSM yang melakukan pendampingan. Kopi Kerinci memiliki peluang yang sangat besar, karena memiliki sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Sumatera Koerintji yang membantu dalam menjamin keaslian produk sehingga lebih meningkatkan kepercayaan pembeli, terutama dari luar negeri.
Koperasi Koerintji Barokah sendiri beranggotakan 320 petani yang tersebar di Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Kayu Aro Barat dengan luas lahan sekitar 140 hektar. Koperasi ini dibentuk sejak Juni 2017 atas kerja sama antara petani kopi, pemerintah daerah, dan LSM Rikolto dari Belgia untuk memberdayakan petani setempat dan mengembangkan komoditas kopi melalui praktek budidaya yang ramah lingkungan.
Suti menyampaikan, untuk melaksanakan salah satu program strategis Bank Indonesia dalam mendorong ekonomi berkelanjutan, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi telah melakukan pendampingan terhadap Koperasi Koerintji Barokah sejak Tahun 2018 yang merupakan produsen dan prosesor kopi arabika Kerinci. Pendampingan tersebut juga melibatkan Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Rikolto yang merupakan LSM internasional dari Belgia.
“Adapun intervensi yang kita lakukan kepada koperasi ini adalah bantuan program sosial Bank Indonesia dalam bentuk rumah pengering kopi, mesin pengupas kulit kopi, gudang kopi dan alat permesinan lainnya. Kita juga melakukan pengembangan kualitas kewirausahaan, pelatihan laporan keuangan, fasilitasi sertifikasi halal dan lainnya,” kata Suti.
Suti berharap kegiatan ekspor ini dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi, baik bagi petani kopi maupun bagi Provinsi Jambi dalam bentuk penerimaan devisa, serta dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi yang nantinya juga dapat berkontribusi dalam ketahanan perekonomian di Provinsi Jambi. (Red)