JAMBI, AP – Pejabat Sementara (PJs) Gubernur Jambi Restuardy Daud berharap seluruh elemen dan pemangku kepentingan (stake holder) siap siaga menghadapi dan menanggulangi bencana, karena setiap bencana akan menimbulkan kerugian dalam berbagai bidang. Untuk itu, antisipasi sedini mungkin perlu dilakukan.
Hal tersebut disampaikannya saat memimpin apel gabungan kesiapsiagaan tanggap darurat menghadapi bencana hidrometeorologi (banjir, longsor dan angin puting beliung), Provinsi Jambi tahun 2020 di lapangan depan Kantor Gubernur Jambi, Senin (26/10).
Ia menjelaskan, apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi dilaksanakan sebagai bentuk keseriusan dan kesiapan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir, longsor dan angin puting beliung. Sekaligus sebagai bentuk kepatuhan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menyikapi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 440/605/SJ tanggal 8 Oktober 2020 perihal antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana dalam situasi pandemi COVID-19.
“Dalam surat edaran Mendagri tersebut, Pemerintah Daerah segera menyiapkan atau menyiagakan seluruh aparatur daerah dengan mengkoordinasikan dengan TNI, Polri, Basarnas dan instansi vertikal terkait, relawan kebencanaan, serta unsur masyarakat lainnya. Sebagai peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana, kita harus bersinergi dengan kesatuan tugas penanganan COVID-19 di daerah serta menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka siaga banjir, tanah longsor, dan risiko akibat bencana lainnya, personil sudah siap siaga,” kata Restuardy.
Pada kesempatan tersebut, Restuardy berterima kasih dan mengapresiasi atas kesiapan Kepala Kepolisian Daerah Jambi dan Komandan Korem 042/Garuda Putih Jambi berserta seluruh peserta apel. Menurutnya momen apel adalah untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi yang meliput banjir, longsor dan angin puting beliung pada puncak musim hujan di Provinsi Jambi.
Paradigma penanggulangan bencana dewasa ini, lanjut Restuardy sudah mulai berubah dari responsif yang menitikberatkan penanganan saat terjadi bencana menjadi preventif, menitikberatkan penanganan sebelum terjadinya bencana.
“Untuk mendukung paradigma tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi dalam kesiapan menghadapi bencana hidrometeorologi telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan bencana hidrometeorologi yang melibatkan Pemprov Jambi, kabupaten/kota, TNI/Polri, dunia usaha, unsur media dan akademisi,” katanya menjelaskan.
Restuardy berharap semua stake holder dapat melaksanakan aksi penguatan kesiapsiagaan dan peringatan dini, seperti melakukan pengecekan atau inspeksi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam upaya pengentasan bencana.
“Agar satgas bencana dapat bekerja dengan baik, efektif dan efisien, karena akan fokus pada upaya antisipasi bencana banjir, longsor dan angin puting beliung. Dengan harapan apabila bencana terjadi, satgas dengan cepat dan tepat mengatasinya dalam menjaga keselamatan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, dalam penanganan bencana di Provinsi Jambi akan menggunakan sistem komando untuk menetapkan suatu wilayah dalam kondisi status siaga dan akan mendirikan pos siaga sebagai bentuk kesiagaan menghadapi bencana mengingat akhir-akhir ini potensi hujan mulai meningkat.
“Bulan November, menurut kepala BMKG Provinsi Jambi akan memasuki masa puncak hujan, sangat perlu kita antisipasi, mulai saat ini sudah siap siaga dalam personil dan perlengkapan termasuk logistik harus siap siaga. Kita akan mengajak seluruh elemen masyarakat dan stake holder baik kabupaten/kota, sampai ke desa-desa, untuk bekerja sama dalam penanganan bencana. Kita harus membangun sinergi dengan masyarakat,” katanya. (Red)