POLRES Gunung Mas, Kalimantan Tengah, menangkap RE (26) seorang pria di Kabupaten Merangin, Jambi, karena menyebarkan “video call” berbau asusila korban yang tidak disebutkan identitas-nya yang tinggal di wilayah kabupaten setempat.
“Pelaku sebelumnya pernah dihukum dalam perkara pelanggaran UU ITE dengan vonis delapan bulan penjara pada tahun 2018 lalu, di Jambi,” kata Kapolres Gunung Mas (Gumas) AKBP Rudi Asriman melalui Wakapolres Kompol Theodorus Priyo Santosa yang didampingi Kasat Reskrim AKP Afif Hasan dan Kasat Narkoba Ipda Budi Utomo, Senin (2/11).
Dia menjelaskan, awalnya pelaku berkenalan dengan korban melalui media sosial yakni facebook dan twitter, dengan menggunakan akun palsu. Perkenalan berlanjut melalui aplikasi whatsApp.
Selanjutnya antara korban dan pelaku terjalin hubungan khusus, di mana keduanya sering melakukan “video call”, baik “video call” biasa maupun “video call” yang berbau asusila. “Video call” tersebut direkam oleh pelaku dengan menggunakan aplikasi khusus. “Berdasarkan pengakuan sementara dari korban maupun tersangka, motif tersangka menyebarkan ‘video call’ tersebut adalah agar korban memperhatikan tersangka. Intinya, sewaktu-waktu tersangka menghubungi korban maka dia ingin korban menjawab,” ungkap dia.
Tersangka, kata dia, memiliki hubungan khusus dengan korban sejak sekitar dua bulan lalu, walau keduanya belum pernah bertemu secara langsung. Keduanya acap melakukan video call, baik video call biasa maupun video call berbau asusila. Untuk video call biasa dilakukan hampir tiap hari sejak keduanya berkenalan, sedangkan video call berbau asusila yang direkam sebanyak empat kali.
“Karena tersangka merasa tidak diperhatikan oleh korban, maka dia menyebarkan video tersebut di medsos. Tersangka sewaktu-waktu bisa menghubungi korban, kapan saja dan itu minta dilayani,” tutur-nya.
Dia menyebut, tersangka diamankan di kediamannya di Jambi pada 28 Oktober 2020 lalu. Adapun barang bukti yang turut diamankan diantaranya adalah dua buah handphone, satu buah laptop, dan charger.
“Tersangka akan dikenakan pasal 45 ayat 1 jo pasal 27 ayat 1 dan 3 UU Nomor 19 tahun 2016 perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman enam tahun dan denda Rp1 miliar,” kata Wakapolres Gumas. (Red)