JAMBI, AP – Pjs Gubernur Jambi Restuardy (Ardy) Daud membuka Rakor Bunda PAUD Provinsi Jambi, Selasa (27/10) bertempat di Hotel Abadi Grand Kota Jambi. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Pokja PAUD Provinsi Jambi, Hj.Iin Kurniasih Sudirman, Bunda PAUD dan Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi, dinas/instansi terkait.
Kegiatan ini dilaksanakan selama selama 3 hari. Materi rakor meliputi pembinaan anak usia dini, pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan dan gizi, pencegahan stunting (pertumbuhan kerdil), tumbuh kembang, serta pola pengasuhan dan perlindungan terhadap anak. Narasumber kegiatan ini terdiri dari para profesional di bidangnya seperti dokter anak, psikologi anak, dan praktisi pendidikan.
Ardy Daud mengemukakan sekaligus menekankan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas harus disiapkan sejak usia dini. Dan, rakor ini merupakan bentuk komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terhadap pembangunan sumber daya manusia di Provinsi Jambi.
“Saya sangat mengapresiasi pertemuan ini yang menggambarkan komitmen kita untuk melaksanakan pembangunan SDM. Pada masa pandemi ini, saya berharap Bapak/Ibu juga bisa menjadi agen untuk mendorong penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat,” ujar Ardy Daud.
Ardy Daud menjelaskan, mulai tahun 2020, Indonesia akan masuk fase bonus demografi ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif di rentang 15-64 tahun yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Ini maknanya dari 100 orang yang produktif menanggung kurang lebih 47 orang usia non produktif.
Ini berbeda dengan negara-negara maju seperti Jepang kebalikannya, mereka lebih banyak menanggung justru warga negara yang tidak produktif. Hal ini bisa menjadi peluang , untuk itu, pengembangan kualitas SDM harus menjadi komitmen bersama segenap bangsa yang diwujudkan dalam prioritas dan fokus utama kerja pemerintah.
Ardy Daud menjelaskan, pembangunan manusia harus dilakukan mulai dari dalam kandungan sampai dengan lansia. Dan untuk melakukan pembangunan manusia, kuncinya adalah Pendidikan, lompatan kemajuan bangsa bisa dilakukan melalui pendidikan, dan indikator pembangunan sangat diukur atau dilihat dari kualitas SDM yang kemudian akan menjadi ukuran kemajuan suatu bangsa.
“Kita harus memanfaatkan peluang ini dengan mendorong produktivitas dan peningkatan SDM, di masa yang akan datang, PAUD tentunya dimulai dari usia 0-6, nanti di tahun 2045 setidak-tidaknya mereka akan menjadi tenaga yang produktif. Untuk itu, harus dipersiapkan dengan baik, dan akan dapat beradaptasi dengan teknologi yang akan berkembang pada zamannya, sehingga cita-cita kita di 2045 Indonesia Emas di tahun kemerdekaan, generasi emas ini bisa tercapai. Ini tantangan bagi kita semua,” ungkap Ardy Daud.
“Sebagai wujudnya, alokasi APBN atau APBD diwajibkan minimal 20% harus dialokasikan untuk sektor pendidikan, ini sebagai gambaran. Tentunya pendidikan tidak hanya berbicara mulai SD sampai perguruan tinggi, tetapi juga harus menyentuh usia prasekolah.”
“Jadi, konsen kita adalah bagaimana kita membangun SDM ini mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan sampai umur 2 tahun, kemudian belajar sampai usia balita. Dan, kita dapat betul-betul memberikan keyakinan di masa usia emas ini dapat diberikan secara optimal, dan harus kita raih dengan memberikan pendekatan yang tepat, nutrisi yang tepat.”
“Maka kita diharapkan dapat mendorong perkembangan otak, perkembangan fisik, perkembangan karakter anak dan sebagainya, untuk mengisi di era pada saat mereka nanti dewasa, ini juga merupakan bagian dari investasi yang harus dilakukan oleh negara,” jelas Ardy Daud.
Pemerintah Daerah, lanjut Ardy Daud, akan terus fokus untuk menurunkan jumlah permasalahan kekurangan gizi kronis (stunting) yang ada di kabupaten/kota, yang harus diselesaikan secara terintegrasi dengan lintas sektor.
“Di Provinsi Jambi stunting tertinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 44 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Sarolangun sebesar 18,8 persen. Untuk itu, saya menitipkan program pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi prioritas program kerja Bunda PAUD.
Ardy Daud mengemukakan, tantangan lain yang harus dihadapi adalah kualitas pelayanan pendidikan itu sendiri, berkaitan dengan belum terjangkaunya semua anak usia 0-6 tahun tahun untuk bisa memperoleh atau mendapatkan akses PAUD atau program PAUD, serta mendorong kualitas pengajar pendidikan atau gurunya termasuk juga didalamnya tentunya dukungan sarana prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas.
Ketua Pokja PAUD Provinsi Jambi, Hj.Iin Kurniasih Sudirman menyampaikan, tujuan Rakor ini bertujuan untuk sosialisasipentingnya keberadaan Bunda PAUD dan Pokja PAUD dalam membantu pemerintah meningkatkan kualitas layanan lembaga PAUD.
“Tujuan secara khusus meliputi sosialisasi kebijakan pengembangan program PAUD, dan sinergi menyusun profil pengembangan PAUD di Provinsi Jambi, serta memperkuat kemitraan antara Bunda PAUD dan semua jenjang organisasi, perangkat daerah, lintas sektoral, dan organisasi profesi dalam rangka mewujudkan PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif di Provinsi Jambi,” tutur Iin. (Red)