JAMBI, AP – Badan Pusat Statistik Jambi mencatat produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 374.376 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebanyak 64.444 ton atau 20,79 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 309.933 ton GKG.
Kepala BPS Jambi, Wahyudin mencatat luas panen padi pada 2020 diperkirakan sebesar 86.233 hektar dan mengalami kenaikan sebanyak 16.697 hektar atau 24 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 69.536 hektar dan jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras Jambi pada tahun ini diperkirakan 215.451 ton mengalami kenaikan sebanyak 37.087 ton atau 20,79 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 178.364 ton.
“Produksi padi di Provinsi Jambi sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 298.080 ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 15.920 ton (5,64 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 282.161 ton GKG,” kata dia, Selasa (3/11).
Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 76.296 ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 374.376 ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 64.444 ton (20,79 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 309.933 ton GKG, kata Wahyudin.
Sejak 2018, BPS telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.
Produksi padi di Provinsi Jambi sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 298.080 ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 15.920 ton (5,64 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 282.161 ton GKG. Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 76.296 ton GKG.
Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 374.376 ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 64.444 ton (20,79 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 309.933 ton GKG.
Untuk produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada Juli, yaitu sebesar 48.616 ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 16.619 ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret.
Wahyudin mengatakan, ada tiga kabupaten atau kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Kerinci, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kota Sungai Penuh. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Muarojambi, dan Kota Jambi.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 171.543 ton beras, atau mengalami peningkatan sebesar 9.162 ton (5,64 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 162.382 ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 43.908 ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 215.451 ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 37.087 ton (20,79 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019 yang sebesar 178.364 ton. (Red)