Ekonom sekaligus mantan Anggota DPR RI Komisi Keuangan dan Perbankan tiga periode, Usman Ermulan menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan Jambi selama ini tidak peka terhadap penanganan sector karet. Padahal, jika serius ini termasuk bagian menjawab resesi ekonomi.
Mulai dari sekarang perlu melakukan berbagai persiapan yang tepat dan strategis agar perekonomian seperti dulu sebelum ada pandemi. Anjloknya harga karet mengubah kehidupan masyarakat. Sebagian besar pekebun karet tidak terlalu memperdulikan lahan karet mereka karena biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan.
Bahkan, petani pun memilih menebang pohon karetnya untuk diganti dengan tanaman lain. Menurut Usman, tak membaiknya harga tersebut disebabkan kualitas karet Jambi yang masih kalah dari daerah lain. Lantaran petani karet belum sadar tentang ketentuan mutu karet.
“Provinsi Jambi nomor dua terbesar di Sumatera sebagai penghasil karet. Harga sawit sudah lumayan, tinggal lagi karet. Sebenarnya itu dapat dilakukan dari 2 sisi oleh pemerintah daerah,” ujar Usman, Jumat (20/11).
Pertama, Gubernur dan Bupati menugaskan Dinas Perkebunan memperbaiki mutu karet Rakyat dengan memberikan pembinaan kepada Petani, sehingga harga dapat lebih baik. Serta sarana-prasarananya.
“Misalnya ada tempat-tempat khusus dalam menampung karet Rakyat. Bukan malah membiarkan diletakan di tanah tanpa alas. Jika dibandingkan dengan Provinsi Sumsel, petani disana diberikan tempat seperti keranjang sebagai tempat meletakan karet,” kata Ketua HKTI Provinsi Jambi ini.
Kedua, jika kadarnya sudah cukup baik. Maka, pemerintah wajib menyediakan tempat pembeli. Petani bisa menjual langsung ke pabrik crumb rubber. “Memanfaatkan KUD membawanya ke pabrik crumb rubber dengan rekomendasi pemda atau meminta bantuan PT Perkebunan Nusantara untuk membelinya. Tapi mutunya harus diperbaiki dulu,” kata Usman, juga mantan Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode.
Sejatinya, jeritan petani ini sering kali disuarakan orang dekat Presiden RI ketiga almarhum BJ Habibie itu kepada pemerintah setempat bahkan sebelum pandemic melanda. Mendorong pemerintah mendirikan pasar baru sebagai wujud hilirisasi karet. Langkah ini dianggap Usman strategis menyerap karet rakyat semaksimal mungkin, agar harga terdongkrak naik.
“Kita sudah lama menyarankan Pemda beli mesin pengolahan lateksnya. Disamping pengolahan untuk daerah sendiri, juga bisa menjual ke daerah lain,” kata Usman.
“Selain itu, menyarankan peningkatan jalan Petaling Muaro Jambi menuju Senawar Sumsel. Petani bisa langsung menjual ke Provinsi tetangga. Ini sekaligus membuka akses ekonomi dan mengakselerasi nilai tambah perekonomian Rakyat yang lebih banyak lagi. Mempersingkat jalur juga mengundang sektor jual-beli lainnya,” tambah eks Stafsus Menteri Bappenas tahun SBY-JK tersebut.
Selain Usman, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad juga menilai, selain masalah kesehatan, yang perlu diperhatikan saat pandemi Covid-19 usai adalah membangkitkan perekonomian nasional yang sempat terpuruk akibat pandemi.
“Pandemi lambat laun pasti akan mereda dan hilang di Indonesia. Apalagi pemerintah saat ini sedang gencar mempersiapkan vaksin,” kata Fadel. Menurut Fadel, mulai dari sekarang bangsa Indonesia perlu melakukan berbagai persiapan yang tepat dan strategis agar perekonomian seperti dulu sebelum ada pandemi.
Dia menilai salah satu kuncinya adalah bangsa ini harus kembali kepada “basic economi” Indonesia yaitu pertanian dan perikanan. “Sebab, jika dua hal ini tumbuh maka daya beli masyarakat akan semakin meningkat dan roda perekonomian kembali berjalan,” ujarnya.
Namun, dia menilai semua itu akan berjalan baik jika pemerintah daerah memberikan dukungan antara lain dengan membantu pemasarannnya.
Menurut dia, kalau hal itu tidak dilakukan, maka tidak semua petani dan nelayan memiliki pengetahuan dan akses penjualan yang memadai. “Pemerintah daerah harus memiliki tanggung jawab yang besar soal itu. Edukasi dan bantu mereka dengan sungguh-sungguh, bangun juga infrastruktur yang baik untuk mempermudah jalur perekonomian rakyat,” katanya.
Fadel yang pernah menjadi Gubernur Gorontalo dua periode itu mencontohkan, saat dirinya memimpin Provinsi Gorontalo, bidang pertanian dan perikanan menjadi hal utama yang diperhatikan untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
Dia mencontohkan membuat program-program pro-rakyat dan beri insentif bagus buat para camat serta kepala-kepala desa yang berhasil menaikkan produksi pertanian dan perikanan secara kuantitas dan kualitas. “Alhamdulillah, berhasil, salah satunya, Gorontalo pernah naik produksi jagungnya hingga 1 juta ton,” ujarnya.
Fadel Muhammad mengajak seluruh elemen masyarakat petani, nelayan, pemerintah daerah, pemerintah pusat untuk bersinergi, saling bergandengan tangan, bersatu dalam menghadapi bencana pandemi COVID-19. (Red)