PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah melewati titik terendahnya pada kuartal II-2020 dan kini melaju di fase pemulihan ekonomi.
Presiden Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020 di Jakarta, Kamis (3/12), secara vritual menjabarkan beberapa indikator makro-ekonomi domestik yang menggambarkan menggeliatnya ekonomi, seperti peningkatan laju impor bahan baku dan barang modal untuk mendukung kinerja industri pengolahan.
Kemudian juga, neraca perdagangan RI yang surplus 8 miliar dolar AS pada kuartal III 2020 diyakini Presiden Jokowi akan mendukung ketahanan eksternal perekonomian.
“Pada kuartal II-2020 ekonomi kita terkontraksi minus 5,32 persen dan triwulan III-2020 perekonomian kita terkontraksi minus 3,49 persen. Artinya sudah lewati titik terendahnya, titik balik menuju membaik, tren positif membaik,” kata Presiden Jokowi.
Di pasar keuangan, Presiden Jokowi menilai kepercayaan investor juga terus meningkat. Hal itu terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir.
“Dari sisi pasar modal dan keuangan, kinerja IHSG dan nilai tukar rupiah menunjukkan peningkatan hingga mencapai level masing-masing IHSG di 5.522 dan kurs rupiah ke dolar AS Rp14.050 per 17 November 2020. Perbaikan kinerja IHSG terdorong oleh peningkatan indeks saham sektoral . Sektor industri dasar megalami pemulihan indeks saham terbesar sejak penurunan tajam di 24 Maret 2020 yg lalu,” ujar Presiden Jokowi.
Momentum positif perekonomian itu, ujar Kepala Negara, harus terus dijaga. Namun dalam memulihkan ekonomi, upaya menjaga kesehatan masyarakat di tengah situasi pandemi COVID-19 tetap harus diutamakan.
“Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah, dan kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan, waspada agar jangan sampai terjadi gelombang yang kedua, yang akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah kita lakukan,” ujar Presiden Jokowi.
Saat ini Indonesia memiliki kasus aktif COVID-19 sebesar 12,72 persen, atau jauh lebih rendah dari rata-rata kasus aktif COVID-19 di dunia yang sebesar 28,04 persen. Kemudian tingkat kesembuhan COVID-19 di Indonesia juga sebesar 84,02 persen, lebih tinggi dari angka kesembuhan COVID-19 dunia yang sebesar 69,56 persen. (Red)