JAMBI, AP – Lampu hijau diberikan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, membawa angin segar bagi Provinsi Jambi untuk bisa meraih mimpi menjadikan komoditi perkebunan karet dan kelapa sawit jadi primadona ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Saat ini komoditi karet dan kelapa sawit memang masih jadi andalan dan primadona dikalangan petani di daerah, dan yang diperlukan adalah bagaimana penataan dan tatakelola tanaman milik petani tersebut bisa menjamin harganya terus stabil.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang berkunjung ke Jambi, Jumat kemarin (4/12), meninjau dua pabrik besar karet dan kelapa sawit yang ada di Jambi yang sudah mampu mengekspor kedua komoditi tersebut.
Menteri Pertanian mengatakan, kedua komoditas perkebunan di Provinsi Jambi seperti karet dan kelapa sawit bisa menjadi andalan ekspor daerah ini maupun Indonesia ke pasar dunia dan semua itu perlu pembenahan dan tatakelola yang baik dari hulu sampai ke hilirnya.
Mungkin ini bisa jadi semangat untuk para petani karet dan kelapa sawit di Jambi, dimana saat ini harga karet dan sawit di dunia sudah mulai membaik, maka kedua komoditi ini yang harus ditingkatkan dan terus di kembangkan.
“Artinya sampai saat ini sawit dan karet masih diminati oleh negara asing,” kata Syahrul Yasin Limpo saat meninjau pabrik karet dan sawit di Provinsi Jambi yakni pabrik karet PT Kirana atau PT Jambi Waras grup yang berada di Seberang Kota Jambi dan pabrik kelapa sawit milik PT Sungai Bahar Pasifik Utama yang berada di Kabupaten Muarojambi.
Berbagai kebutuhan negara lain terhadap sawit dan karet itu sangat besar, ini menjadi keuntungan besar bagi Indonesia termasuk Jambi yang banyak produksi sawit dan karet kita juga masuk dalam tiga besar di dunia pengekspor kedua komoditi perkebunan tersebut.
Sawit kita memiliki potensi sangat besar untuk dijadikan bahan bahan industri dan bahan olahan serta bahan dari sumber pertanian yang menjadikan perekonomian Jambi bisa lebih baik lagi.
Untuk saat itu data dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi, mencatat harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dalam beberapa bulan terakhir diangka Rp1.500 per kilogram nya sedangkan harga CPO mencapai angka diatas Rp9.000 per kilogram.
Sedangkan harga karet petani di Jambi juga mulai menggairahkan, dimana data dari Disbun Jambi tercatat untuk saat ini harga karet berkisar diangka Rp9.000 dengan kadar air yang rendah dan ini menjadi perangsang bagi para petani untuk meningkatkan produksinya.
Menteri saat meninjau pabrik PT Sungai Bahar Pasifik Utama yang sudah menghasilkan CPO seperti minyak goreng dan bahan kosmetik yang berkualitas tinggi dan lainnya dan bisa menjadi muara untuk lebih maju kedepannya.
“Yang saya kagum saat ini idustri kita sudah masuk dalam tahap industri dengan menggunakan peralatan dengan menggunakan teknologi baru seperti pabrik sawit di Jambi, PT Sungai Bahar Pasifik Utama merupakan pabrik kelapa sawit di Jambi yang memakai peralatan atau mesin dengan teknoligi tinggi,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Kemudian dimana peralatannya menggunakan bahan baku atau bahan bakar yang berasal dari limbah limbah yang selama ini dibuang begitu saja dan untuk saat ini bahan limbah itu tidak lagi dibuang sehingga bisa digunakan sebagai bahan menggnatikan bahan bakar umum yang ada selama ini.
“Dan saya kira kedepannya Provinsi Jambi bisa menjadi potensi potensi yang bisa dikembangkan lagi dan berharap kedepannya Gubernur Jambi nantinya bagaimana kita melihat dan memanfaatkan potensi dan menggunakan tata kelolanya yang harus lebih baik,” katanya.
PT Sungai Bahar Pasifik Utama, dalam menjalankan pabrik kelapa sawitnya menggunakan bahan baku kalapa sawit petani atau rakyat di Jambi yang digunakan sebanyak 75 persen dan 25 persen dari kebunnya sendiri dimana ini artinya upaya memberdayakan inti dan plasma perkebunan sawitnya sudah jalan dengan baik.
Untuk saat ini harga kelapa sawit dan karet di tingkat dunia membaik, maka keuntungan untuk Indonesia sangat besar dan yang paling besar untuk hasil ekspor adalah dari produksi sawit Indonensia ke India, namun demikian kebutuhan dunia atau negara lainnya juga terhadap hasil produksi sawit Indonesia sangat besar demikian juga dengan karet.
Peremajaan karet
Sementara itu Menteri Pertanian juga mengunjungi pabrik karet di Jambi milik PT Kirana atau Jambi Waras grup yang harus didorong untuk menjadi pejuang perekonomian Indonesia seperti perintah Pak Presiden, dimana perusahaan yang mendorong perekonomian Indonesia harus dibantu dan didorong kuat agar bisa lebih maju lagi.
Selain mendorong perusahaan untuk bisa konsisten dalam bidangnya, pemerintah juga harus memikirkan program peremajaan atau replanting karet di Provinsi Jambi karena saat ini tanaman karet disebagian besar Provinsi Jambi usia tanaman karetnya sudah ada yang diatas 30 tahun dan bahkan mencapai 50 tahun.
Maka dari itu memang sudah saatnya dilakukan peremajaan atau raplanting karet tua di Jambi.
Melihat PT Kirana atau Jambi Waras grup bisa jadi engergi komoditi karet dan menjadi kekuatan komoditi Indonesia yang memang memiliki ruang menjadikan eksportasi karet ke seluruh dunia dimana perusahaan ini sudah cukup lama berproduksi di Jambi dengan hasil sebagai pengekspor karet ke luar negeri.
Karet merupakan tanaman cukup tua atau lama yang menjadi komoditi perkebunan di Indonesia, oleh karena itu karet juga tetap menjadi pangsa pasar ekspor yang terbuka ke dunia, dimana petaninya adalah petani yang tidak banyak dikuasai tidak oleh pihak perusahaan melainkan pertanian rakyat.
“Kalau begitu maka karet ini menjadi pilar yang pasti yang bisa menjamin hadirnya ekonomi Indonesia yang bisa tumbuh lebih baik jika ditatap dari hulu ke hilirnya dengan baik, dan minta para semua pihak untuk mendukungnya,” kata Syahul Yasin Limpo.
Untuk di Jambi, industrinya sudah cukup jalan dengan baik walaupun Jambi baru mengirimkan karertnya ke luar negeri, maka budidaya karet sangat dibutuhkan di Jambi karena usia tanaman karetnya sudah cukup tua dan bahkan pohonya ada yang sampai berusia 30 tahun keatas maka diperlukan program replanting karet.
Seperti yang disampaikan keluh kesah dari petani karet di Jambi, agar pemerintah memperhatikan upaya replanting karet yang lebih baik lagi kedepannya dan kementrian pertanian akan mengajak pemerintah provinsi dan kabupaten serta pihak lainnya untuk bersama-sama merancangnya lebih baik lagi.
Pada program replanting karet nanti, seperti disaat dilaksanakannya apakah yang bisa dilaksanakan oleh petani, maka semua pihak akan rembuk untuk menyusun program di bidang perkebunan karet. Kemudian untuk semua itu harus ada modal yang kuat dan minta pihak perusahaan membuat perencanaan seperti itu dengan jaminan PT Kirana atau Jambi Waras harus membeli karet rakyat.
Syahrul Yasin Limpo juga mendapatkan perintah dari presiden agar pemerintah akan mempersiapkan permodalan yang lebih khusus untuk bisa mengangkat kekuatan Indonesia pada bidang perkebunan karet sehingga tekat Indonesia bisa menjadi pesaing Vietnam untuk masuk ke pasar dunia.
PT Jambi Waras yang beroperasi di Kelurahan Tanjung Johor, Kecamatan Pelayangan Kota Jambi, merupakan anak Perusahaan dari Kirana Megatara Group yang melaksanakan kegiatan Industri Crumb Rubber Processor dengan kapasitas produksi sebesar 61.000 ton per tahun dan hasil produksi keseluruhan di ekspor ke beberapa negara di Eropa dan Asia dan PT Jambi Waras Jambi telah berdiri sejak tahun 1970.
Provinsi Jambi merupakan daerah penghasil Karet terbesar di Indonesia setelah Aceh dan Sumatera Utara. Adapun luas perkebunan Karet di Jambi mencapai 392.000 hektar dengan produksi 200 ribu ton per tahun.
Menurut data dari Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Jambi, prospek dan potensi komoditi karet di Provinsi Jambi masih tergantung pada lahan yang baru (new planting). Selain new planting, dari keseluruhan lahan perkebunan Karet di Provinsi Jambi yang 392.000 hektar, seluas 125.000 hektar lahan tersebut memerlukan upaya peremajaan (replanting).
Kebutuhan replanting perkebunan Karet di propinsi Jambi lebih dari 125.000 hektar. Apabila replanting tidak dilakukan maka dalam jangka panjang, pabrik-pabrik karet kesulitan mendapatkan bahan baku.
Mimpi Jambi untuk menjadikan komoditi karet dan kelapa sawit jadi primadona ekspor kedepannya, menjadi tugas dari Gubernur Jambi yang baru nanti terpilih nanti melalui ajang Pilkada serentak 9 Desember mendatang. (Red)